Reversal Pattern
INVESTASI, CHART PATTERN, FOREX

10 Jenis Reversal Pattern Dalam Dunia Trading, Wajib Baca!

Reversal pattern adalah pola pergerakan harga yang juga sering dimanfaatkan trader untuk meraih profit maksimal. Pola ini bisa menjadi sinyal adanya pembalikan arah yang nantinya kita gunakan sebagai acuan untuk entry buy atau entry sell. Apa  itu reversal pattern dan bagaimana cara menggunakannya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut:

Apa itu Reversal Pattern?

Reversal pattern adalah pola dalam pergerakan harga suatu instrumen investasi yang menunjukan adanya pembalikan arah trend. Misalnya, jika harga suatu instrumen trading bergerak naik (uptrend) lalu muncul pola reversal pattern, hal itu bisa menandakan bahwa instrumen trading tersebut akan mengalami pembalikan arah menjadi downtrend. Sebaliknya, ketika harga instrumen trading bergerak turun dan muncul reversal pattern, maka hal itu mengisyaratkan bahwa akan terjadi kenaikan harga atau uptrend.

Dengan memahami reversal pattern, kita bisa mengetahui kapan sebuah trend akan berbalik arah. Jadi, kita bisa meraih profit maksimal dari setiap keputusan entry yang akan kita ambil. Saat reversal pattern muncul di tengah downtrend, misalnya, kita bisa melakukan entry buy. Sebaliknya, kita bisa mengambil profit melalui entry sell saat reversal pattern muncul di tengah uptrend. Karena itu, penting bagi trader untuk memahami pola ini.

Pattern chart atau pola dalam pergerakan harga adalah salah satu analisis teknikal yang disukai banyak trader. Pattern chart sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu pola grafik tradisional, pola grafik harmonik, dan pola candlestick. Pola grafik atau pattern chart tradisional banyak disukai trader pemula karena mudah digunakan. Pattern chart tradisional terdiri dari dua jenis, yaitu pola continuation dan pola reversal. Pola continuation menunjukan bahwa trend akan berlanjut, sedangkan reversal pattern menunjukan bahwa akan terdapat pembalikan trend. Untuk pola reversal atau reversal pattern sendiri terdiri dari berbagai jenis. Setiap jenis reversal pattern juga memiliki cara analisis tersendiri. Berikut jenis-jenis reversal pattern dalam instrumen trading:

10 Contoh Reversal Pattern Dalam Dunia Trading, Wajib Baca!

Double Top dan Double Bottom

Double top pattern dan double bottom pattern adalah salah satu pola pembalikan arah yang bentuknya menyerupai huruf M untuk double top dan huruf W untuk double bottom Adanya pola double top dan double bottom ini merupakan tanda bahwa harga di pasar bisa berulang dan acak-acakkan. Kedua pola ini menggambarkan bahwa terdapat sentimen pelaku pasar yang dinilai ekstrim. 

Double Top

Pola double top terjadi saat instrumen harga di pasar bergerak naik. Jika terdapat pola ini, Ada bisa melakukan entry sell karena setelah itu harga kemungkinan besar akan turun. Untuk mendeteksi adanya pola ini, Anda bisa melihat pada kenaikan harga tertinggi pada sebuah tren naik. Awalnya, pola ini membentuk harga tertinggi baru kemudian saat mencapai level puncak, harga mengalami resistance baru dan banyak rader mulai melakukan entry buy di level tersebut. Setelah itu, harga akan kembali ke level support. Saat harga melewati level support yang sama seperti sebelumnya, Anda bisa melakukan entry sell dengan akurat.

Double Top

Double Bottom

Kebalikan dari pola double top, pola double bottom bisa Anda temukan saat harga pada instrumen trading sedang bergerak turun. Pola double bottom bisa menjadi sinyal adanya pembalikan harga naik sehingga Anda bisa melakukan entry buy. Untuk mendeteksi adanya pola ini, Anda harus menemukan adanya penurunan harga tertinggi pada instrumen trading yang sedang turun. Awalnya, pola ini akan bergerak menuju titik support sehingga penurunan harga terhenti. Setelah itu, harga kembali naik dan menciptakan level resistance baru yang memicu adanya  aksi jual. Akibatnya, harga akan bergerak ke level support sebelumnya dan kembali  mengalami kenaikan. Anda bisa melakukan entry buy ketika harga bergerak di level resistance yang sama dengan level resistance sebelumnya.

Double Bottom

Beda Double Top dan Double Bottom

Pola double top memiliki bentuk menyerupai huruf M sedangkan pola double bottom memiliki pola yang menyerupai huruf W. Jika pola double top bisa Anda gunakan untuk entry sell. Pola double top muncul saat harga instrumen trading sedang bergerak naik. Pola ini mengindikasikan bahwa trend naik (uptrend) akan berbalik menjadi tren turun (downtrend). 

BACA JUGA: Cara Trading dengan Double Top Pattern dan Double Bottom Pattern

Cara Trading dengan Double Top dan Double Bottom

Berikut cara trading dengan pola double top dan double bottom:

Cara Entry Sell

Untuk entry dengan pola double top dan double bottom, Anda perlu memastikan apakah instrumen trading sedang bergerak naik atau turun. Jika sedang bergerak naik, Anda bisa menganalisis adanya pola berbentuk huruf M (double top) lalu mencari sinyal sell untuk meraih profit. Namun, jangan buru-buru entry sell. Anda harus melakukan konfirmasi dengan menarik garis horizontal untuk menentukan level resistance dan support.  Untuk melakukan entry sell, tunggu sampai terjadi breakout di level support. Sinyal sell akan semakin akurat saat terdapat breakout di level support. 

Cara Trading dengan Double Top dan Double Bottom

Cara Entry Buy

Saat instrument trading bergerak turun, Anda perlu menganalisis adanya pergerakan harga membentuk huruf W (double bottom). Jika kedua pola tersebut sudah terbentuk sempurna, tarik garis horizontal untuk menentukan level support dan resistance. Lalu buat garis trendline untuk menentukan akurasi analisis. Anda bisa melakukan entry buy saat terjadi breakout di level resistance. Perhitungan profit bisa dihitung dari jarak vertikal antara level support dan resistance, baik untuk pola double top maupun pola double bottom.

Cara Trading dengan Double Top dan Double Bottom

Triple Top dan Triple Bottom

Pola triple top dan triple bottom sebenarnya mirip dengan pola double top dan double bottom. Jika pola double top hanya memiliki dua puncak, pola triple top memiliki tiga puncak. Sementra itu, pola double bottom memiliki dua lembah namun pola triple bottom memiliki tiga lembah. Pola ini mencerminkan adanya pembalikan tren dalam jangka pendek. Jika triple top menjadi tanda adanya pembalikan tren bearish (dari uptrend ke downtrend), maka double top adalah pembalikan trend bullish (dari downtrend ke uptrend).

Triple Top

Pola triple top adalah tanda bahwa tren naik (uptrend) akan berubah menjadi tren turun (downtrend). Adanya tiga puncak berjajar dengan level resistance yang setara dengan dua lembah sebagai pemisah merupakan ciri khas dari pola triple top. Pola ini juga bisa Anda gunakan untuk meraih profit dengan entry sell. Sinyal jual akan semakin akurat saat volume pada setiap puncak yang berurutan tersebut lebih rendah dari sebelumnya. Selain itu, akurasi sinyal jual pada triple top semakin tinggi saat pergerakan harga mengalami breakout pada level support di titik terendah pada dua lembah sebelumya. Untuk mendeteksi adanya pola triple top, pastikan dahulu bahwa harga pada instrument trading pilihan Anda bergerak naik.

Triple Bottom

Pola ini merupakan kebalikan dari triple top. Jika triple top memiliki tiga puncak yang berurutan, maka triple bottom memiliki tiga lembah yang saling berurutan. Setiap lembah pada pola triple bottom memiliki nilai serupa dan dipisahkan oleh dua puncak. Pola ini merupakan tanda bahwa tren harga turun (downtrend) akan berbalik naik (uptrend) sehingga Anda bisa meraih profit dengan melakukan entry buy. Untuk mengetahui adanya pola triple bottom, pastikan instrumen trading pilihan Anda sedang bergerak turun. 

Beda Triple Top dan Triple Bottom

Pola triple top terbentuk saat instrumen trading bergerak naik dan menjadi sinyal adanya pembalikan arah dari bullish ke bearish. Karena itu, pola triple top bisa Anda gunakan sebagai acuan entry sell. Ciri khas pola triple top adalah terbentuknya tiga puncak berurutan yang dipisahkan oleh dua buah lembah. Sebaliknya, pola triple bottom, terbentuk saat instrumen trading bergerak turun. Ciri khas pola triple bottom adalah terbentuknya tiga lembah yang saling berurutan dan terpisah oleh dua puncak pada setiap lembah yang terbentuk.

BACA JUGA: 19 Jenis-Jenis Chart Pattern Forex Lengkap, Pemula Wajib Baca!

Cara Trading dengan Triple Top dan Triple Bottom

Untuk trading dengan pola triple top dan triple bottom, berikut caranya:

Cara Entry Sell

Pola triple top bisa Anda gunakan sebagai acuan entry sell. Caranya adalah memastikan instrumen trading sedang bergerak naik lalu perhatikan adanya tiga puncak tertinggi yang saling berurutan. Terbentuknya puncak ketiga adalah tanda bahwa harga akan turun. Untuk konfirmasi, tarik garis vertikal di bagian puncak dan lembah untuk menentukan level support dan resistance. Ketika harga menembus level support, Anda bisa melakukan entry sell. Agar semakin akurat, perhatikan volume yang terbentuk. Jika ada peningkatan volume, hal itu bisa menjadi acuan kuat untuk entry sell.

Cara Entry Buy

Sementara itu, pola triple bottom bisa Anda jadikan untuk entry buy. Cara analisisnya sama yaitu dengan menentukan level support dan resistance dengan menarik garis horizontal dari lembah dan puncak yang terbentuk. Namun, sebelumnya Anda harus memastikan bahwa pola triple bottom yang terbentuk sudah sempurna dengan memperhatikan adanya tiga lembah berurutan pada level resistance yang sama. Ketiga lembah tersebut juga harus terpisah oleh dua puncak yang berurutan. Jika pergerakan harga pada lembah terakhir menembus level resistance  Anda bisa melakukan entry buy. Sebagai konfirmasi, Anda juga harus memperhatikan volume yang terbentuk. Jika ada peningkatan volume, hal itu bisa jadi tanda kuat adanya sinyal beli.

Head and Shoulder dan Inverse Head and Shoulder

Salah satu pola reversal ini sangat populer. Dilihat dari namanya  pola ini memiliki bentuk seperti kepala dan bahu. Pola head and shoulder dan inverse head and shoulder sangat mirip dengan pola triple top dan triple bottom sehingga banyak trader salah melakukan analisis. 

Head and Shoulder

Pola head and shoulder terbentuk ketika instrumen trading bergerak naik. Ciri khasnya adalah terdapat tiba buah puncak tetapi puncak kedua lebih tinggi dari puncak pertama dan ketiga. Puncak pertama dan ketiga memiliki tinggi sejajar sehingga menyerupai bahu sedangkan puncak kedua (puncak tertinggi) menyerupai kepala. Karena hal itu pula, puncak kedua disebut kepala dan puncak pertama dan ketiga disebut shoulder. Jika pola ini muncul dalam pergerakan harga instrumen trading, hal tersebut membuktikan bahwa tren harga naik (uptrend) akan berbalik turun (downtrend).

Head and Shoulder

Inverse Head and Shoulder

Pola inverse head and shoulder adalah kebalikan dari pola head and shoulder. Pola ini muncul saat tren harga sedang turun (downtrend) yang menandakan bahwa trend harga akan berbalik naik atau downtrend. Pola inverse shoulder and head terdiri dari tiga lembah berurutan tetapi bagian lembah kedua lebih tinggi dari lembah pertama dan ketiga. Lembah kedua disebut kepala (head) dan lembah pertama dan ketiga disebut bahu (shoulder). Bagian kepala harus lebih rendah atau dalam dari lembah pertama dan ketiga. Lembah pertama dan ketiga tidak harus sejajar yang terpenting tidak lebih panjang dari lembah kedua. 

Inverse Head and Shoulder

Beda Head and Shoulder dan Inverse Head and Shoulder

Pola head and shoulder terbentuk saat instrument trading bergerak naik dan menjadi tanda adanya sinyal bearish. Anda bisa menggunakan pola head and shoulder untuk entry sell. Sementara itu, pola inverse head and shoulder terbentuk saat instrument trading bergerak turun dan menjadi tanda dari adanya sinyal bullish. Anda bisa memanfaatkan pola ini sebagai acuan entry buy. Bentuk pola head and shoulder mirip pola triple top dan pola inverse head and shoulder mirip dengan pola triple bottom. Hanya saja, kedua pola tersebut memiliki ukuran lebih panjang pada bagian kepala (lembah atau puncak kedua).

Cara Trading dengan Head and Shoulder dan Inverse Head and Shoulder

Berikut cara trading dengan pola head and shoulder dan inverse head and shoulder:

Cara Entry Sell

Entry sell terdapat pola head and shoulder. Namun, jangan buru-buru melakukan entry. Pastikan pola head and shoulder terbentuk sempurna lalu tarik garis horizontal sebagai neckline dari dua titik lembah yang terbentuk. Jika garis setelah puncak ketiga menembus neckline (breakout) maka Anda bisa melakukan entry sell karena hal tersebut menjadi sinyal akurat bahwa harga akan bergerak turun. Jadi, Anda bisa mendapatkan profit maksimal dari entry sell. Penurunan harga biasanya terjadi sepanjang jarak antara head ke neckline.

Cara Trading dengan Head and Shoulder dan Inverse Head and Shoulder

Cara Entry Buy

Cara entry buy bisa dilakukan dengan memastikan bahwa pola inverse head and shoulder terbentuk sempurna. Anda bisa melihat dari terbentuknya tiga lembah berurutan namun lembah kedua lebih panjang dari lembah pertama dan ketiga. Setelah itu, tarik baris horizontal atau neckline dari dua puncak yang memisahkan ketiga lembah tersebut. Jika harga setelah terbentuknya lembah ketiga menembus neckline (breakout), hal itu bisa menjadi sinyal kuat bahwa harga akan bergerak naik. Jadi, Anda bisa meraih profit maksimal dari entry buy.

Cara Trading dengan Head and Shoulder dan Inverse Head and Shoulder

Falling Wedge Pattern dan Rising Wedge Pattern

pola reversal falling wedge dan rising wedge memiliki tiga ciri khas, yaitu terdapat garis trend yang konvergen, terdapat penurunan menurun saat harga bergerak melewatinya, dan terjadi breakout dari salah satu garis trend. Untuk lebih rinci, berikut masing-masing penjelasannya:

Falling Wedge Pattern

Falling wedge pattern terjadi ketika instrumen trading mengalami sideways menurun yang disertai adanya level resistance yang lebih dalam dari level supportnya. Jika terbentuk saat trend turun, maka kemungkinan besar pasar akan mengalami bullish secara besar-besaran. Hal ini terjadi karena saat harga turun tekanan beli membuat harga semakin melambung. Sebaliknya, jika terbentuk saat pasar sedang naik(uptrend) menandakan akan terjadi kenaikan yang lebih besar.

Falling Wedge Pattern

Rising Wedge Pattern

Pola rising wedge terjadi saat harga pasar sedang naik sehingga terjadi tekanan jual. Tekanan jual tersebut membuat harga semakin turun hingga tercipta downtrend. Sebaliknya, jika pola ini terbentuk saat harga sedang turun  maka penurunan harga bisa semakin tajam.

Rising Wedge Pattern

Beda Falling Wedge Pattern dan Rising Wedge Pattern

Pada sinyal reversal, rising wedge pattern bisa kita jadikan acuan sinyal sell. Entry sell bisa dilakukan saat Anda menemukan rising wedge pattern ketika harga sedang naik karena hal itu menandakan bahwa tekanan buyer membuat harga turun. Sebaliknya  falling wedge pada pola reversal bisa kita jadikan acuan entry buy. Pola reversal falling wedge terbentuk ketika trend turun (downtrend). Namun  pastikan pola falling wedge terbentuk saat instrumen trading turun karena mencerminkan adanya keraguan seller untuk mendorong harga.

BACA JUGA:Strategi Trading dengan Falling Wedge, 70% Trader belum mengetahuinya!!

Cara Trading dengan Falling Wedge Pattern dan Rising Wedge Pattern

Berikut cara trading dengan pola falling wedge dan rising wedge:

Cara Entry Sell

Untuk entry sell pastikan pol tersebut terbentuk sempurna. Jika yang teridentifikasi adakah pola rising wedge, pastikan instrumen trading bergerak naik. Identifikasi rising wedge bisa dilihat dari adanya low candle yang naik dengan cepat dari harga tertinggi. Anda juga bisa identifikasi dengan indikator lain. Misalnya, jika menggunakan bollinger band, pastikan ada candle doji dekat upper band yang terbentuk karena menunjukkan keraguan buyer untuk mendorong harga lebih jauh. Setelah yakin dengan akurasi sinyal, tentukan  target profit dan batas stop loss. Target profit bisa ditentukan dari jarak vertikal antara low ke high. Sedangkan stop loss diletakan di dekat batas resistance.

Cara Trading dengan Falling Wedge Pattern dan Rising Wedge Pattern

Cara Entry Buy

Entry buy bisa dilakukan dengan melihat apakah unstrumrn trading bergerak turun. Lalu pastikan pola falling wedge terbentuk sempurna dengan melihat adanya high candle yang naik cepat dari harga terendah. Sebab, hal itu menandakan bahwa seller ragu untuk mendorong harga lebih jauh. Jika sudah yakin dengan akurasi sinyal yang dihasilkan, tetapkan target profit dengan menghitung jarak vertikal dari low ke high. Sementara itu, batas stop loss Anda bisa letakan di dekat batas level support.

BACA JUGA: Panduan Trading Rising Wedge Pattern, Wajib Tahu!

Cara Trading dengan Falling Wedge Pattern dan Rising Wedge Pattern

Rounding Top dan Rounding Bottom

Rounding top dan rounding bottom adalah reversal pattern yang dirancang untuk menangkap akhir tren dan memberi sinyal titik pembalikan potensial pada grafik pergerakan harga. Reversal pattern satu ini biasanya menunjukan adanya pembalikan arah trend yang lebih lama dibandingkan reversal pattern lainnya.

Rounding Top

Pola rounding top memiliki bentuk seperti payung dan pergerakan garis seperti bergigi (scalloped) yang menunjukkan konsolidasi yang lama sebelum pada akhirnya terjadi reversal dari trend bullish menjadi bearish (dari uptrend ke downtrend). Pola ini memiliki bentuk seperti huruf U terbalik sehingga juga sering mendapat julukan sebagai pola piring terbalik. Bagian puncak pola ini bisa menunjukkan  sinyal jual yang kuat.

Cara Trading dengan Rounding Top dan Rounding Bottom

Rounding Bottom

Pola rounding bottom atau ada yang menyebutnya saucer bottom menunjukan adanya pembalikan arah atau reversal dari bearish menjadi bullish setelah melakukan pergerakan konsolidatif yang lama. Pola ini memiliki bentuk seperti huruf U, dimana bagian lembahnya menunjukan sinyal beli yang kuat.

Cara Trading dengan Rounding Top dan Rounding Bottom

Beda Rounding Top dan Rounding Bottom

Pola rounding top terbentuk ketika harga reli naik setelah sideways panjang dan pasar kembali berkonsolidasi. Bentuk pola rounding top menyerupai huruf U terbalik dan bisa kita jadikan acuan untuk entry sell. Sementara itu, rounding bottom terbentuk saat harga reli bearish dan kembali berkonsolidasi. Bentuknya serupa huruf U dan bisa kita jadikan acuan untuk entry buy.

Cara Trading dengan Rounding Top dan Rounding Bottom

untuk trading dengan rounding top dan rounding bottom, berikut caranya:

Cara Entry Sell

Entry sell bisa Anda lakukan saat menemukan rounding top. Namun, Anda harus memastikan pola tersebut sudah terbentuk sempurna dengan memastikan instrumen trading yang Anda pilih mengalami pergerakan reli ke atas (bullish) setelah lama mengalami konsolidasi. Setelah itu, tari garis horizontal atau trendline dari kenaikan harga pertama ke titik close penurunan harga akhir sebelum chart harga kembali berkonsolidasi (sideways). Anda bisa melakukan entry sell saat adw candlestick yang titik closenya melebihi atau breakout di atas garis trendline. Level stop loss bisa Anda letakan di atas garis neckline dan perhitungan profit dihitung dari garis vertikal antara puncak dan trendline.

Cara Entry Buy

Entry buy dilakukan dengan menunggu pola rounding bottom terbentuk sempurna. Cara analisisnya sama dengan rounding top. Namun, kita harus memastikan instrumen trading bergerak reli ke bawah setelah sideways yang lama. Setelah itu, tarik trendline dari downtrend pertama ke titik uptrend sebelum pasar kembali sideways. Setelah itu, kita bisa melakukan entry buy jika ada candlestick yang close melebihi trendline (breakout). Stop loss bisa dipasang di atas trendline dan perhitungan profit bisa dihitung dengan menghitung jarak vertikal antara lembah ke trendline.

Manfaat Reversal Pattern

Berbagai manfaat pola reversal pattern antara lain:

  1. Tanda bahwa trend akan berbalik arah

Adanya reversal pattern merupakan sinyal akurat bahwa trend akan berbalik arah. Jika pola ini muncul saat tren naik, Anda harus bersiap menghadapi adanya pembalikan arah turun dengan melakukan entry sell. Sementara itu, pola ini bisa menjadi sinyal adanya tren naik saat reversal pattern ini muncul ketika trend turun dan Anda bisa meraih profit dengan bersiap untuk entry buy.

  1. Mudah dikenali

Setiap jenis reversal pattern memiliki bentuk yang mudah dikenali sehingga Anda mudah menganalisisnya. Pola double top dan double bottom, misalnya, bisa Anda kenali dari bentuknya yang menyerupai huruf M dan W. Sedangkan pola triple top bisa terlihat dari adanya tiga puncak berurutan dan triple bottom bisa Anda lihat dari terbentuknya tiga lembah berurutan. Untuk mendeteksi head and shoulder dan inverse head and shoulder, bentuknya mirip dengan triple top atau triple bottom. Namun head and shoulder memiliki puncak kedua yang panjang dan inverse head and shoulder memiliki ukuran lembah kedua lebih panjang. 

  1. Bisa menjadi sinyal entry

Semua jenis reversal pattern bisa menjadi acuan untuk entry buy atau entry sell. Namun, pastikan pola tersebut sudah terbentuk sempurna agar tidak terjadi sinyal palsu. Karena itu, Anda harus melakukan analisis yang akurat dan teliti.

Kelemahan Reversal Pattern

Meski punya kelebihan, reversal pattern juga punya kelemahan berikut:

  1. Butuh analisis akurat

Bentuk reversal pattern memang mudah dikenali namun Anda tetap harus melakukan analisis akurat untuk memastikan pola tersebut sudah terbentuk sempurna. Jika ada kesalahan dalam analisis, maka Anda bisa mendapatkan sinyal palsu yang memicu kerugian besar. Karena itu, diperlukan ketelitian ekstra untuk menganalisis reversal pattern.

  1. Butuh indikator lain

Sama dengan analisis teknikal lainnya, Anda tidak bisa mengandalkan pola ini saja sebagai acuan entry. Anda juga perlu menggunakan indikator lain  seperti fibonacci atau stochastic agar hasilnya lebih akurat.

  1. Kurang akurat saat pasar sideways

Reversal pattern kurang akurat saat kondisi pasar sedang sideways. Pola ini lebih cocok saat pasar sedang trending karena bisa menjadi sinyal adanya momentum atau pergantian trend. Karena itu, saat pasar sedang sideways Anda disarankan tidak melakukan entry point.

Kesimpulan

Itulah penjelasan lengkap mengenai reversal pattern dan cara trading dengan pola tersebut. Pola reversal ini bisa Anda jadikan untuk entry point. Harga di pasar tidak selamanya naik atau turun. Di suatu titik, pasti terdapat perubahan arah. Pola inilah yang bisa membantu kita menemukan adanya perubahan arah trend untuk acuan sinyal entry.

FAQ – Frequently ASK Question

Beberapa pertanyaan  yang sering diajukan trader mengenai reversal pattern antara lain:

  1. Apakah reversal pattern bisa digunakan saat pasar sideways

Salah satu kelemahan pola ini adalah tidak bisa akurat saat pasar sedang sideways. Madi  gunakan saja saat pasar sedang trending, terutama saat trem sedang kuat.

  1. Indikator apa yang cocok digunakan dengan reversal pattern?

Pola ini hanya berguna untuk menentukan kelanjutan tren berikutnya, bukan arah pergerakan harga selanjutnya. Jadi, Anda bisa mengkombinasikan dengan price action atau moving average agar bisa memprediksi pergerakan harga.

Disclaimer : artikel ini dibuat berdasarkan hasil belajar penulis terkait reversal pattern. Jika terdapat saran trading atau investasi, hal itu hanya bisa digunakan sebagai referensi. Semua risiko investasi atau trading adalah tanggung jawab pribadi. Karena itu, Anda harus memahami kondisi pasar sebelum memulai trading atau investasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *