Beban Utilitas Adalah: Memahami Apa itu Beban Utilitas dan Kaitannya dalam Investasi
INVESTASI, SAHAM

Beban Utilitas Adalah: Memahami Apa itu Beban Utilitas dan Kaitannya dalam Investasi

Beban utilitas adalah hal yang harus Anda pertimbangkan saat berinvestasi. Dalam dunia ekonomi, konsep utilitas berkaitan erat dengan kepuasan yang didapatkan saat melakukan kegiatan konsumsi. Bisa dibilang, biaya utilitas adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan kepuasan tersebut. Nah, konsep serupa juga berlaku dalam dunia investasi. Dalam dunia investasi juga terdapat sektor utilitas. Berinvestasi melalui sektor utilitas juga dianggap menguntungkan. Sebenarnya, apa itu utilitas dalam dunia investasi? Berikut penjelasan lengkap mengenai biaya utilitas dalam investasi:

Apa Itu Biaya Utilitas?

Biaya utilitas adalah biaya yang dikonsumsi dalam periode pelaporan terkait dengan pengeluaran listrik, saluran pembuangan, dan air. Kategori ini terkadang juga dikaitkan dengan pengeluaran untuk layanan telepon dan internet yang sedang berlangsung. Pengeluaran ini dianggap sebagai biaya campuran, karena biasanya ada komponen biaya tetap ditambah biaya variabel yang didasarkan pada penggunaan sebenarnya.

Biaya utilitas yang harus dikeluarkan oleh operasi manufaktur perusahaan bisa dikategorikan sebagai bagian dari biaya overhead pabrik tersebut. Dengan demikian, beban diakumulasikan dalam kumpulan biaya dan kemudian dialokasikan ke unit yang diproduksi pada periode terjadinya beban. Jika tidak semua unit yang diproduksi terjual dalam periode tersebut, ini berarti bahwa beberapa biaya utilitas akan dicatat sebagai bagian dari aset persediaan, bukan langsung dibebankan ke beban.

Penyedia utilitas mungkin memerlukan deposit dari bisnis sebelum memberikan layanan. Jika demikian, bisnis mencatat simpanan ini sebagai aset di neraca, bukan membebankannya ke biaya. Selain berlaku dalam perusahaan, biaya utilitas juga bisa Anda terapkan dalam dunia investasi.

Dalam dunia investasi, terdapat sebuah sektor yang bernama sektor utilitas. Sektor ini merupakan istilah untuk menyebut emiten yang bergerak di segmen ekonomi tertentu seperti utilitas listrik, gas, atau air, atau perusahaan yang beroperasi sebagai produsen atau distributor listrik. Pada Juli 2022, sektor ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$1,58 triliun.

Meskipun utilitas adalah perusahaan nirlaba swasta, mereka adalah bagian dari infrastruktur layanan publik dan sangat diatur. Investor yang memasukkan utilitas dalam portofolio mereka menyimpannya sebagai investasi jangka panjang dan biasanya menggunakannya untuk menghasilkan pendapatan melalui dividen.

Utilitas dalam Dunia Investasi

Sektor utilitas mencakup perusahaan besar yang menawarkan berbagai layanan seperti listrik dan gas alam atau berspesialisasi hanya pada satu jenis layanan, seperti air. Emiten yang bergerak dalam sektor utilitas biasanya menawarkan dividen yang stabil dan konsisten kepada investor, ditambah dengan volatilitas harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar ekuitas secara keseluruhan. 

Oleh karena itu, saham dari sektor utilitas cenderung memiliki kinerja baik selama resesi dan kemerosotan ekonomi. Sebaliknya, saham utilitas biasanya tidak memiliki kinerja yang baik selama ekonomi bertumbuh. Sektor utilitas membutuhkan infrastruktur yang mahal dalam jumlah yang signifikan dan akibatnya membawa hutang dalam jumlah besar di neraca mereka. Beban utang ini membuat utilitas sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga pasar. Dan karena utilitas bersifat padat modal, emiten ini membutuhkan aliran dana yang terus menerus untuk membiayai peningkatan infrastruktur dan pembelian aset baru.

Per Juli 2022, inflasi yang lebih tinggi menimbulkan tantangan baru bagi sektor utilitas. Selama inflasi tahun 1970-an dan 1980-an, utilitas menghadapi utang yang besar, biaya bahan bakar yang melonjak, pemadaman listrik, regulasi yang meningkat, dan kebangkrutan. Utilitas yang berhasil melalui tantangan ekonomi kemungkinan akan terus menduduki peringkat di antara investasi terbaik untuk keamanan, pendapatan yang murah hati, dan pembangunan kekayaan yang stabil.

Cara Kerja Sektor Utilitas

Sebelum memutuskan berinvestasi melalui sektor utilitas, Anda perlu memahami cara kerja emiten ini. Sektor utilitas bekerja dengan cara melacak kinerja perusahaan yang bergerak dalam industri utilitas. Sebagian besar perusahaan utilitas adalah entitas pemerintah yang diatur, yang lain adalah entitas yang tidak diatur dan dijamin secara kontrak. 

Saham utilitas mencakup perusahaan yang menyediakan layanan dasar seperti listrik, gas alam, limbah, dan air untuk rumah dan bisnis. Sektor utilitas bersifat defensif, atau relatif kebal terhadap siklus ekonomi, karena konsumen selalu membutuhkan layanan ini. Peraturan pemerintah, dikombinasikan dengan persaingan regional yang terbatas, membuat kinerja saham perusahaan utilitas relatif stabil dan dapat diprediksi. Saham utilitas biasanya membayar dividen, sehingga banyak investor menggunakannya dalam portofolio mereka untuk menghasilkan pendapatan.

Utilitas merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, saham dari sektor tersebut sangat diminati. Maka tak heran, saham sektor utilitas merupakan investasi yang relatif stabil. Selain itu, regulasi industri ini dan kurangnya persaingan di sebagian besar wilayah membuat kinerja perusahaan utilitas lebih dapat diprediksi, yang sangat membantu saat berinvestasi.

Jika Anda ingin berinvestasi di saham utilitas, Anda bisa menggunakan dana yang diperdagangkan di bursa atau ETF (seperti Fidelity MSCI Utilities ETF dan ETF Vanguard Utilities), dana indeks S&P 500 Utilities, atau dengan meneliti dan berinvestasi di masing-masing perusahaan utilitas.

Investor yang berinvestasi di saham utilitas harus memahami bagaimana fluktuasi suku bunga dapat mempengaruhi kinerja mereka. Biasanya, perubahan suku bunga mempengaruhi sektor ini dalam dua cara, yakni persaingan dengan sekuritas berbunga tetap dan biaya pembayaran hutang.

Umumnya, mereka memilih persaingan dengan sekuritas bunga tetap: lebih mementingkan hasil daripada pertumbuhan. Oleh karena itu, ketika suku bunga tinggi, investor ini lebih memilih sekuritas dengan bunga tetap daripada saham utilitas karena memberikan pengembalian bebas risiko yang menarik.

Namun, perusahaan utilitas membawa tingkat utang yang tinggi untuk membangun, memelihara, dan meningkatkan infrastruktur penting, seperti jaringan listrik, jaringan pipa gas, sistem air, dan sumber energi terbarukan. Oleh karena itu, pembayaran hutang menjadi lebih sulit ketika suku bunga naik. Jika perusahaan utilitas tidak dapat membebankan biaya pembiayaan tambahan kepada pelanggan, pembiayaan utang bisa saja ditanggung oleh investor.

Meski demikian, sebagian besar perusahaan utilitas membayar dividen tetap kepada investor karena mereka merupakan bagian dari industri yang diatur dengan arus kas yang sangat dapat diprediksi. Selain itu, permintaan berkelanjutan untuk layanan mereka, terlepas dari kondisi ekonomi, menjadikan sektor ini investasi safe-haven yang menarik selama periode ketidakpastian ekonomi, seperti selama resesi atau penurunan.

Beda Sektor Beban Utilitas dan Sektor Energi

Banyak orang bingung membedakan antara sektor utilitas dan sektor energi, padahal keduanya memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan utama antara sektor utilitas dan sektor energi adalah perusahaan dalam setiap industri dan tugas yang mereka selesaikan. Sektor utilitas mencakup perusahaan yang terlibat dalam produksi dan distribusi layanan utilitas kepada pelanggan, sedangkan sektor energi mencakup perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi, pengelolaan, dan produksi sumber daya seperti air, minyak, dan listrik.

Sektor utilitas membantu menggerakan keperluan hidup kita sehari-hari—mulai dari menerangi rumah kita hingga menyediakan air bersih bagi kita. Karena perusahaan utilitas melakukan layanan vital, perusahaan ini cenderung bertahan dari kemerosotan ekonomi. Bahkan selama masa pergolakan ekonomi, orang dan bisnis masih membutuhkan layanan utilitas.

Sebagian besar perusahaan sektor utilitas berkembang pesat selama resesi dan pada saat ketidakstabilan ekonomi. Ketika suku bunga lebih rendah (biasanya selama atau sebelum resesi), perusahaan-perusahaan ini cenderung berkinerja lebih baik. Itulah mengapa seringkali lebih baik untuk membeli saham sektor utilitas saat ekonomi tumbuh. Namun, kinerja saham sektor utilitas umumnya stabil secara keseluruhan.

Jenis Saham Utilitas

Seperti halnya sektor pasar saham lainnya, saham utilitas dapat dipecah menjadi beberapa industri dan subsektor. Sektor utilitas biasanya terdiri dari sub-sektor berikut:

Produsen energiIni adalah perusahaan yang menghasilkan tenaga listrik melalui sumber terbarukan atau tidak terbarukan, termasuk angin, matahari, nuklir, dan pembangkit listrik tenaga air.
Distributor energiDistributor membeli, menjual, dan mentransmisikan listrik ke jaringan nasional, memastikan bahwa listrik tersedia untuk rumah dan bisnis yang membutuhkannya.
Operator layanan energiOperator layanan energi (ESO) adalah utilitas yang menghadap ke publik yang menyediakan daya ke rumah konsumen dan bisnis melalui meter individu. Tarif dan operasi mereka tunduk pada peraturan yang ketat.
Pemasok gas alamMirip dengan pemancar listrik, pemasok gas alam mengirimkan gas alam ke seluruh negeri dan/atau memasok langsung ke rumah dan bisnis individu.
Utilitas air dan saluran pembuanganMeskipun beberapa utilitas air dan saluran pembuangan dimiliki secara pemerintah, hal ini tidak selalu terjadi. Di beberapa tempat, utilitas ini disediakan oleh perusahaan nirlaba swasta. Sementara utilitas dapat dibagi lagi menjadi sub-segmen ini dan sub-segmen lainnya, banyak saham utilitas terbesar sebenarnya adalah perusahaan induk yang memiliki beberapa operasi anak perusahaan dari satu jenis atau lebih. Duke Energy, misalnya, tidak hanya bertindak sebagai operator layanan energi, tetapi juga memiliki unit produksi energi.

Cara Membeli Saham Utilitas

Investor yang ingin membeli saham utilitas dapat melakukannya melalui rekening pialang sekuritas atau rekening pensiun yang memenuhi syarat seperti rekening pensiun perorangan (IRA). Dalam kasus tertentu, investor mungkin dapat membeli saham melalui 401(k) yang disponsori pemberi kerja.

Jika Anda belum memiliki akun pialang atau sedang mencari pialang baru, pastikan untuk memeriksa daftar pialang online terbaik dan aplikasi investasi terbaik kami.

Investor harus ingat bahwa memperdagangkan saham individu berisiko. Ketika mempertimbangkan saham individu, investor harus hati-hati meneliti perusahaan untuk menilai keadaan keuangan mereka (termasuk toleransi risiko) sebelum membeli.

Daripada berinvestasi di saham individu, banyak penasihat keuangan merekomendasikan investor melakukan diversifikasi melalui alat seperti reksa dana, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) atau dana indeks. Daftar total dana indeks pasar saham terbaik kami dapat membantu Anda menemukan opsi yang sesuai dengan keadaan atau tujuan investasi Anda.

BACA JUGA: Daftar Saham Indonesia 2023 yang Bagus untuk Jangka Panjang

Kelebihan Berinvestasi di Saham Utilitas

Saham utilitas hingga saat ini masih menjadi incaran banyak investor. Sebab, saham ini memiliki beberapa kelebihan, seperti berikut:

Memberi deviden rutinSaham dari sektor utilitas adalah investasi stabil yang biasanya memberikan dividen reguler kepada pemegang saham, menjadikannya opsi beli dan tahan jangka panjang yang populer. Hasil dividen pada saham utilitas cenderung lebih tinggi daripada yang dibayarkan oleh ekuitas lainnya.
Tahan resesiSelama masa kemerosotan ekonomi dengan suku bunga rendah atau resesi, saham dari sektor utilitas relatif stabil, bahkan nilainya meningkat. Saham ini memiliki volatilitas yang lebih rendah dan menyediakan sumber pengembalian investasi yang dapat diprediksi dari dividen yang mereka bayarkan atas saham mereka.
Cocok untuk investasi jangka panjangJenis saham dari sektor utilitas sangat cocok untuk investasi jangka panjang. Sebab, nilai saham ini relatif stabil dan bisa diprediksi. Volatilitas harganya juga sangat rendah dan mampu memberikan dividen rutin. Selain itu, saham ini juga bisa bertahan di tengah ancaman resesi.

Kekurangan Investasi di Saham Utilitas

Setiap investasi pasti memiliki risiko, begitu pula saat Anda berinvestasi di saham utilitas. Saham dari sektor utilitas juga memiliki beberapa kekurangan, seperti berikut:

Pengawasan ketatSaham dari sektor utilitas memiliki pengawasan peraturan yang ketat dan membutuhkan infrastruktur mahal yang memerlukan pembaruan dan pemeliharaan rutin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan yang bergerak di sektor utilitas ini sering menawarkan produk utang yang pada gilirannya meningkatkan beban hutang.
Sensitif terhadap risiko suku bungaUtang yang dibebankan kepada emiten sektor utilitas ini juga membuat layanan ini sangat sensitif terhadap risiko suku bunga. Jika suku bunga naik, perusahaan harus menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk menarik investor obligasi.
Kurang menarik saat suku bunga tinggiSaham pada umumnya memiliki nilai harga yang tinggi ketika suku bunga naik. Sayangnya, saham dari sektor utilitas cenderung stabil. Saham dari sektor utilitas cenderung kurang menarik ketika suku bunga tinggi dan imbal hasil obligasi rendah.

Saham Lokal dari Sektor Utilitas yang Layak Investasi di 2023

Nah, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi saham lokal yang bergerak di sektor utilitas? Sebenarnya, ada banyak saham lokal dari sektor utilitas yang bisa Anda koleksi untuk investasi jangka panjang. Berikut rekomendasi saham lokal dari sektor utilitas yang layak koleksi:

1. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

Saham PGAS bergerak dalam program ekonomi dan nasional pemerintah, khususnya di bidang penggunaan gas alam untuk masyarakat, penyediaan volume dan kuantitas gas yang cukup untuk rakyat. Perusahaan ini membagikan dividen yang nilainya meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2021, PGAS diketahui membagikan dividen sebesar Rp 124,42 per lembar. PGAS melakukan IPO pada 15 Desember 2003. Saham PGAS memiliki kinerja yang apik dan relatif stabil. Saat ini, harga saham PGAS telah menyentuh angka 1455 per lembar. Emiten PGAS direncanakan akan kembali melakukan pembayaran deviden pada 23 Juni 2023.

2. PT Jasa Marga (JSMR)

Harga ga saham Jasa Marga saat ini sudah menyentuh angka Rp 3.360 per lembar. Keuntungan emiten JSMR telah melesat lebih dari 70% dari raihan di tahun 2021. Jasa Marga merupakan perusahaan yang membangun, mengelola, dan merawat jalan tol di Indonesia. Saham JSMR melakukan IPO pada 12 November 2007. Market cap saham ini mencapai 23,4 triliun. Emiten ini juga rutin membagikan saham setiap tahunnya.

3. PT Telkom Indonesia (TLKM)

PT Telkom Indonesia adalah emiten yang beroperasi dalam bidang telekomunikasi dan jaringan. TLKM menduduki peringkat kelima dari 864 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar. TLKM memulai IPO pada 14 November 1995. Harga penawaran saat IPO mencapai Rp 2.050 per lembar. Sama dengan sektor utilitas lainnya. TLKM juga rutin membagikan dividen. Bahkan, dividen yang dibagikan di tahun 2021 mencapai Rp 149, 96 per lembar. Saham ini juga cocok untuk investor pemula karena pergerakan harganya yang relatif stabil. TLKM juga tergolong sebagai saham blue chip dengan kapitalisasi besar dan pendapatan yang stabil.

4. PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Emiten ini merupakan perusahaan pertama yang menyediakan jasa telepon seluler. EXCL membagikan dividen secara konsisten dan memiliki pendapatan yang kuat dari profil arus kas Link Net. Harga saham EXCL kini menduduki angka Rp 1980 per lembar. EXCL melakukan IPO pada 29 September 2005, dengan harga penawaran Rp 2000 per lembar. Kapitalisasi pasar EXCL mencapai 21,18 triliun.

5. Indah Prakasa Sentosa TBK (INPS)

Indah Prakasa Sentosa Tbk bergerak berkecimpung dalam penjualan grosir dan penyedia layanan distribusi serta logistik bahan bakar, LPG, dan pelumas. Emiten ini memulai IPO pada 6 April 2018 dengan harga penawaran Rp 126 per lembar. Harga INPS saat ini berada di angka Rp 148 per lembar. INPS menduduki rangking 42 dari 47 perusahaan di industri terkait.

Daftar Saham Sektor Utilitas dari Luar Negeri

Jika Anda tertarik dengan saham luar negeri, ada beberapa saham yang bergerak di sektor utilitas. Berikut daftar saham luar negeri yang bergerak di sektor utilitas:

1. NextEra Energy, Inc. (NEE)

Saham NEE memiliki market cap mencapai US$ 156 miliar. Pengembalian tahunan mencapai 16,1%. Dalam hal energi bersih, perusahaan asal Florida ini mendominasi pasar. NextEra Energy memiliki Florida Power & Light Company, yang melayani lebih dari 5,7 juta akun pelanggan dan mendukung lebih dari 11 juta penduduk di seluruh Florida. Itu juga memiliki NextEra Energy Resources, LLC yang, bersama dengan entitas afiliasinya, menciptakan generator energi terbarukan terbesar di dunia dari angin dan matahari, serta menjadi pemimpin dunia dalam penyimpanan baterai. Perusahaan ini menghasilkan listrik yang bersih dan bebas emisi dari tujuh pembangkit listrik tenaga nuklir komersial yang berlokasi di Florida, Wisconsin, dan New Hampshire.

2. The Southern Company (SO)

Saham SO memiliki market cap mencapai US$ 81 miliar dengan pengembalian tahunan mencapai 14,9%. Dengan sembilan juta pelanggan di seluruh anak perusahaannya, Southern Company mengoperasikan tujuh utilitas listrik dan gas alam yang menyediakan listrik di tiga negara bagian dan distribusi gas alam di empat negara bagian. Mereka juga merupakan perusahaan infrastruktur energi terdistribusi terkemuka, menyediakan jaringan serat optik dan layanan telekomunikasi.

Di bidang lingkungan, SO telah mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mereka sebesar 47% sejak tahun 2007, dengan tujuan mencapai operasi nol bersih pada tahun 2050. Bahkan, perusahaan telah meneliti kemajuan teknologi dalam industri sejak tahun 1960-an, dan GHG pengurangan emisi merupakan fokus utama dalam penelitian tersebut.

3. Duke Energy Corporation (DUK)

Saham DUK memiliki market cap mencapai US$ 77 miliar dengan rata-rata pengembalian tahunan mencapai 8,9%. Duke Energy adalah emiten yang melayani utilitas listrik untuk 8,2 juta orang di enam negara bagian, dan gas alam untuk 1,6 juta pelanggan di lima negara bagian. Perusahaan ini secara kolektif memiliki 50.000 megawatt kapasitas pembangkit energi, dan mempekerjakan sekitar 28.000 orang. Di antara inisiatif lainnya, DUK mengejar rencana transisi energi bersih untuk mencapai emisi metana nol bersih dari layanan gas alam mereka dan pengurangan karbon sebesar 50% dari pembangkit listrik mereka pada tahun 2030. Perusahaan juga bertujuan untuk mencapai emisi karbon nol bersih dengan tahun 2050.

4. National Grid PLC (NGG)

Saham NGG memiliki market cap mencapai US$ 52,8 miliar dengan rata-rata pengembalian tahunan mencapai 10%. Berkantor pusat di London, National Grid adalah salah satu perusahaan utilitas terbesar di dunia yang berfokus pada transmisi dan distribusi listrik dan gas alam. Di AS, perusahaan memiliki dan mengoperasikan jaringan distribusi listrik di bagian utara New York dan Massachusetts, serta fasilitas transmisi listrik dan jaringan distribusi gas di Timur Laut. Empat prioritas strategis NGG termasuk mengatasi dampak perubahan iklim, memberikan energi yang aman, andal, dan terjangkau kepada pelanggan secara rutin, mengembangkan kemampuan organisasi mereka melalui hal-hal seperti solusi energi yang inovatif dan berkelanjutan.

5. Sempra (SRE)

Saham SRE memiliki market cap mencapai US$ 49,8 miliar dengan rata-rata pengembalian tahunan mencapai 10,7%. Sempra adalah perusahaan infrastruktur energi yang berkantor pusat di San Diego dengan jumlah karyawan lebih dari 20.000 orang. Perusahaan ini melayani lebih dari 40 juta pelanggan di seluruh Amerika Utara dan memiliki total aset lebih dari $72 miliar pada akhir tahun 2021. SRE dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan Pacific Enterprises dan Enova Corporation, yang memiliki Southern California Gas dan San Diego Gas and Electric. Perusahaan saat ini menggunakan sistem komprehensif untuk melacak dan mengumpulkan data ESG, yang tersedia dalam laporan keberlanjutan tahunannya.

Membeli Saham Utilitas di Broker Terpercaya Mitrade

Saham utilitas luar negeri bisa Anda dapatkan di broker terpercaya Mitrade. Sebagai broker bereputasi internasional, mitrade sudah mendapatkan legalitas dan pengawasan ketat dari Investments Commission (ASIC) dan Cayman Islands Monetary Authority (CIMA). Keamanan Mitrade juga dijamin oleh bank segregated yang melindungi uang klien agar tidak hilang atau terpakai oleh operasional perusahaan.

Selain saham, Anda juga bisa berinvestasi di indeks, crypto, forex, dan komoditas bersama Mitrade. Untuk memulai investasi bersama Mitrade, Anda bisa melakukan pembukaan akun secara online, kapan saja dan dimana saja. Setelah proses buka akun selesai, Anda bisa deposit minimal US$ 50, baik melalui transfer virtual account, e-wallet, atau transfer rekening. Jika butuh dana lebih untuk bertransaksi di pasar modal, Mitrade menyediakan leverage hingga 1000x.

Platform trading Mitrade sudah disesuaikan dengan kebutuhan klien dan dilengkapi dengan ratusan indikator teknikal untuk membantu trader atau investor dalam melakukan analisis sebelum memulai bertransaksi di pasar. Untuk berlatih trading, Mitrade juga menyediakan akun demo senilai US$ 50.000, yang bisa Anda manfaatkan untuk melatih skill dan menguji strategi yang akan Anda gunakan di pasar modal.

Kesimpulan

Biaya utilitas adalah biaya yang dikonsumsi dalam periode pelaporan terkait dengan pengeluaran listrik, saluran pembuangan, dan air. Kategori ini terkadang juga dikaitkan dengan pengeluaran untuk layanan telepon dan internet yang sedang berlangsung. Dalam dunia investasi, terdapat sebuah sektor yang bernama sektor utilitas. Sektor ini merupakan istilah untuk menyebut emiten yang bergerak di segmen ekonomi tertentu seperti utilitas listrik, gas, atau air, atau perusahaan yang beroperasi sebagai produsen atau distributor listrik. Sektor utilitas mencakup perusahaan besar yang menawarkan berbagai layanan seperti listrik dan gas alam atau berspesialisasi hanya pada satu jenis layanan, seperti air. Emiten yang bergerak dalam sektor utilitas biasanya menawarkan dividen yang stabil dan konsisten kepada investor, ditambah dengan volatilitas harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar ekuitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, saham dari sektor utilitas cenderung memiliki kinerja baik selama resesi dan kemerosotan ekonomi. Sebaliknya, saham utilitas biasanya tidak memiliki kinerja yang baik selama ekonomi bertumbuh. 

Disclaimer: Artikel mengenai biaya utilitas ini ditulis sebagai bagian edukasi dalam hal keuangan dan investasi. Isi artikel ini tidak bisa pembaca gunakan sebagai panduan dalam memutuskan berinvestasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *