Analisa Price Action
INVESTASI, SAHAM

Price Action Adalah? Ini Cara Mudah Trading dengan Price Action!

Belajar analisa price action kini semakin diminati seiring dengan meningkatnya tren trading forex dalam dunia investasi. Price action trading bisa dibilang cara paling sederhana dan tidak terlalu membutuhkan banyak analisis indikator. Lalu apa itu price action dan bagaimana cara memakainya dalam dunia trading? Berikut informasinya:

Apa itu price action?

Price Action adalah pola pergerakan harga suatu pair mata uang di dalam pasar. Pola pergerakan harga ini nantinya bisa dijadikan sebagai indikator untuk memprediksi arah harga di masa depan sehingga para trade bisa mengidentifikasi adanya sinyal entry dan exit trade yang searah dengan tren.

Metode analisa semacam ini cukup terkenal di kalangan trader karena tidak memerlukan mengandalkan indikator yang rumit. (Ini dimaksudkan bahwa price action bukan satu indikator.) Strategi analisa ini juga tidak memerlukan satupun indikator teknikal di chart. Hal yang perlu Anda lakukan hanyalah berfokus pada formasi atau grafik harga di chart.

Semua pasar keuangan pasti menghasilkan data mengenai pergerakan harga pasar dalam berbagai periode waktu tertentu. Data tersebut ditampilkan dalam sebuah grafik layar monitor. Nah, itulah yang nantinya digunakan sebagai indikator dalam metode price action ini.

Gambar ini menunjukan tren harga emas di tahun 2021. Untuk memprediksi harga emas selanjutnya, Anda bisa melakukan analisa dengan price action. Melalui grafik tersebut Anda juga bisa memprediksi pergerakan harga di masa mendatang secara akurat.

Ini Cara Trading Dengan Price Action

1. Pahami Formasi Grafik-Price Action Trading

Terdapat dua jenis kindisi pasar, yaitu trending dan sideways. Kondisi pasar bisa dikatakan mengalami trending saat nilai bearish atau bullish terlihat kuat. Sementara itu, pasar bisa dikatakan sideways saat nilai bearish dab bullish sama kuatnya sehingga pasar terlihat penuh keraguan. Kondisi ini bisa kita analisi dengan memoerhatikan harga higu dan low pada price action. Berikut penjelasaanya:

  1. Pasar Trending-uptrend dan downtrend

Kondisi pasar dikatakan trending saat bergerak ke satu arah yaitu bullish (naik) dan bearish (turun). Berdasarkan pergerakanya, trend dalam pasar juga terbagi menjadi dua, yaitu uptrend dan downtrend. Pasar dikatakan uptrend saat bergerak naik atau bullish. Sementara itu, pasar dikatakan downtrend saat bergerak turun atau bearish.

Saat pasar sedang uptrend, grafik biasanya membentuk pola High lalu turun membuat low, kemudian na lebih tingggi dari sebelumnya atau higher high dan turun kembali membuat high low dan naik lagi membentuk higher high. Sementara itu, pergerakan harga dalam kondisi downtrend biasanya membentuk pola low, lalu naik membentuk high, lalu turun lagi membentuk lower low, dan naik kembali membentuk low high, dan kembali turun membentul lower low. Secara rinci, pola tersebut bisa kita singkat seperti berikut:

Uptrend: H – HH – HL – HH

Downtrend: L – H – LL – LH – LL

*Keterangan: H = high; L = Low; LL = lower low; HL = higher low; HH = higher high

  1. Sideways

Sideways adalah kondisi pasar saat bullish dan bearish bergerak sama kuatnya sehingga pasar penuh keraguan. Saat sideways terjadi, trader disarankan menahan diri untuk melakukan entry posisi. Pergerakan harga saat sideways biasanya menyerupai gununh kecil dengan lembah dangkal serta pergerakan low dan high yang pendek-pendek. Posisi higher low dan highe high juga nampak zig-zag sehingga sulit menentukan apakah pasar sedang bearish atau bullish.

2. Ketahui Beberapa candlestick dengan sinyal perdagangan yang jelas

Seperti yang disebutkan sebelumnya, candlestick merupakan grafik yang sering digunakan dalam analisis price action. Karena itu, kita juga perlu memahami pergerakan harga dari gabungan  berbagai pola candle dan chart pattern untuk membaca price action. Berikut berbagai pola candle yang bisa Anda gunakan untuk membaca price action: 

Pin Bar

 price action-Pin Bar
sumber dari mitrade

Pin bar atau rejection merupakan pola candle utama dalam price action yang paling mudah dikenali dan sering dijumpai dalam chart. Ciri khas utamanya adalah memiliki body candle yang kecil namun salah satu sumbu atau ekornya memiliki panjang, yang besarnya bisa tiga kali melebihi besar bodynya. Pin bar sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu bearish pin bar dan bullish pin bar.

Bearish pin bar merupakan strategi pin bar di mana harga mencoba naik ke atas namun tertolak sehingga turun kembali ke bawah.  Sementara itu, bullish pin bar merupakan strategi pin bar di mana harga mencoba ke bawah namun tertolak dan kembali naik ke atas.

Pinbar sering digunakan untuk mengonfirmasi pembalikan tren dalam strategi forex reversal dan digunakan untuk memvalidasi pull back pada strategi forex trend. Strategi pin bar ini akan efektif jika digunakan untuk chart daily.

Inside Bar

sumber dari mitrade

Ciri utama kawat tertutup bagian dalam atau inside bar adalah nilai high dan low yang berada pada range bar sepenuhnya.Dengan kata lain, nilai candle bar selalu lebih kecil karena nilai tertingginya juga selalu rendah.

Syarat inside bar harus memiliki  mother bar dan inside bar itu sendiri. Satu mother bar bisa diikuti oleh lebih dari satu inside bar. Ketika terjadi kondisi sideways di pasar, maka semakin banyak candle bar yang ada di dalam range mother bar.

Kondisi ini sekaligus menunjukan akurasi sinyal yang menurun karena potensi harga naik dan turun sama besar. Jika  harga menembus batas atas mother bar, maka sinyal buy akan muncul. Sementara itu,  sinyal sell muncul ketika harga menembus batas bawah mother bar.

Ketika sudah meyakini  akurasi sinyal pada inside bar, maka Anda bisa melakukan pembukaan atau penutupan posisi. Biasanya,posisi dibuka ketika close harga terjadi pada batas atas dan bawa mother bar. Sedangkan posisi penutupan bisa dilakukan dengan menentukan target profit atau batas kerugian.

Jalur outsourcing

sumber dari mitrade

Jalur outsourcing juga menjadi salah satu pola pergerakan harga yang mudah dikenali. Terdapat dua jenis jalur outsouching, yaitu jalur outsourcing bullish (BUOB) dan jalur outsourcing bearish (BEOB).

Jalur outsourching (outside bar) merupakan pola pengembangan dari kawat tertutup bagian dalam atau inside bar. Pola grafik ini terdiri dari outside up atau outside down. Pola outside up, juga disebut outsourcing bullish, terjadi saat tren hai pasar naik. Hal ini mengidikasikan adanya sinyal beli atau buy yang kuat. Sebaliknya, outside down atau outsourcing bearish menunjukan tren pasar yang bergerak turun. Hal ini menunjukan adanya sinyal jual atau sell yang kuat. Pola outsourcing bearish dan bullish ini sering menunjukkan bahwa harga akan terus berubah ke arah yang sama.

BACA JUGA: LANGSUNG BUKA BROKER BELAJAR PRICE ACTION!

DHLC dan DLHC

 price action-Double Highs and Low Closes (DHLC) dan Double Low Higher Close (DLHC)
SUMBER DARI MITRADE

Double Highs and Low Closes (DHLC) dan Double Low Higher Close (DLHC)  bisa dibilang cukup asing dalam industri perdagangan mata uang. Namun, para trader biasanya menggunakan pola ini karena memiliki logika yang mudah dipahami.

Dalam pola DHLC, harga terendah dari dua candle memiliki nilai yang sama,namun harga penutupan pada bar pertama lebih tinggi dari ber pertama. DLHC merupakan kebalikan dari DHLC, di mana dua candle  memiliki harga terendah yang sama namun harga penutupan pada bar kedua lebih tinggi dari bar pertama.

Kedua pola tersebut bukan hanya pola teknis, tetapi juga muncul di belakang psikologi pasar. DHLC dan DLHC terbentuk dari konsep support dan resistance. Ketika buyers atau sellers gala untuk mendorong harga menjadi lebih tinggi atau lebih rendah, maka pasar dengan cepat berbalik dan menentukan level support atau resistance

Ketika ada dua sesi berturut-turut yang gagal menembus level support atau resistance, hal itu akan membentuk pola DBHLC atau DBLHC.

3. Trading dengan Gabungkan grafik trend dan candlestick 

Untuk trading dengan grafik trend dan candlestick, Anda perlu mengidentikasi kondisi pasar, apakah dalam kondisi uptrend, downdtrend, atau sideways. Saat uptrend, Anda bisa melakukan entry posisi sell. Sedangkan saat downtrend, Anda bisa melakukan entry posisi buy. Namun saat pasar sideways, sebaiknya Anda menahan diri dari trading atau melakukan hold terlebih dahulu karena kondisi pasar sedang penuh keraguan. Anda bisa melakukan entry posisi saat pergerakan harga terkonfirmasi beariah atau bullish. Hal ini bisa kita lakukan dengan memahami candle behaviour.

Candle behaviour adalah kondisi candle ketika mengenai level support atau resistance. Candle behaviour ada tiga jenis, yaitu impulsive, rejection, dan false break. Berikut masingmasing penjelasan dan cara menggunakannya untuk entry posisi:

  1. Candle Impulsif

Candle impulsive memiliki range dari low ke high yang lebar sehingga bentuk body terlihat besar. Dari candle impulsif, kita bisa tahu bahwa ada tekanan harga tertentu yang besar di dalam pasar. Jika cadle impulsif muncul saat bullish (candle naik), maka hal itu menunjukan bahwa tekanan bullish yang besar. Sebaliknya, candle ini bisa menunjukan adanya tekanan bearish yang besar ketika muncul saat bearish (candle turun).

Cara entry-Ketika kita melihat adanya candle impulsif dalam chart harga, hal ini menandakan baha candle selanjutnya kemungkinan besa mengikuti arah dari candle impulsif tersebut. Jika candle tersebut muncul, kita bisa menggunakannya sebagai konfirmasi. Misalnya, jika candle impulsif muncul saat harga naik, kemungkinan besar harga selanjutnya juga akan naik. Lalu kita bisa melakukan entry posisi buy. Sebaliknya, jika candle impulsif muncul ketika harga turun, kemungkinan besar harga selanjutnya akan turun. Jika itu terjadi, kita bisa melakukan entry posisi sell. 

Analisis tersebut juga semakin akurat jika Anda mengombinasikannya dengan level support dan resistance. Level support berfungsi untuk menjaga agar harga tidak terlalu turun ke bawah sedangkan resistance berfungsi agar harga tidak terlalu naik ke atas. 

  1. Candle Rejection

Sedangkan candle rejection adalah candle yang memiliki shadow yang panjang namun body yang kecil. Candle ini menandakan bahwa ada tekanan harga berlawanan dari harga yang sudah berjalan atau menandakan pembalikan arah harga akan terjadi. Misalnya, harga bullish sedang berjalan kuat kemudian muncul candle rejection, hal itu menandakan bahwa akan ada pembalikan arah harga. 

Cara entry-Jika candle rejection muncul, hal itu menunjukan bahwa harga akan mengali  reversal atau berbalik arah. Ketika melihat candle rejection saat harga turun, hal itu bisa menjadi indikasi besar bahwa harga akan naik dan Anda bisa melakukan entry posisi buy. Ketika candle impulsif muncul di dekat area support, maka Anda bisa melakukan entry sell di candle berikutnya. Anda juga bisa menggunakan candle impulsif tersebut sebagai acuan stop loss. Namun saat candle impulsif muncul di area resistance, Anda bisa mencoba entry posisi buy di candle berikutnya dan menetapkan acuan stop loss di candle impulsif tersebut.

  1. Candle false breakout

Candle false breakout memiliki bentuk yang sama dengan candle rejection namun memiliki harga close dibawah resistance atau support. Jadi, candle ini seakan-akan sudah mengalami break namun titik close berada di bawah resistance atau support. Jika candle false break muncul, hal itu menandakan bahwa terdapat momentum yang kuat di dalam pasar. Akurasi candle fase break ini lebih kuat daripada candle rejection biasa. 

Cara entry-Untuk entry dengan candle ini, Anda harus menunggu konfirmasi bahwa candle selanjunya telah membentuk pembalikan arah. Misalnya, saat harga sedang naik (uptrend) dan muncul false breakout, Anda bisa melakukan entry posisi buy saat esok harinya untuk memastikan apakah pergerakan harga sudah membentuk higher high. Saat candle berikutnya membentuk higher high atau lebih tinggi dari candle false breakout, maka Anda bisa melakukan entry posisi buy. Ketika pasar sedang downtrend dan muncul false brekout, maka Anda perlu memastikan apakah candle selanjutnya membetuk lower low. Jika candle selanjutnya membentuk lower low, Anda bisa melakukan entry posisi sell.

Mengapa trader perlu mengenal analisa price action?

Meski tergolong sederhana, analisa price action memberikan banyak keuntungan untuk para trader. Price action mampu merepresentasikan semua variabel yang berpengaruh di dalam pasar pada waktu tertentu.

Dengan price actions, Anda juga bisa melihat data dan berita ekonomi yang merupakan katalis dalam pergerakan harga pasar. Anda juga bisa mendapatkan sinyal yang dibutuhkan untuk mendapatkan keuntungan dan peluang trading melalui pergerakan harga dalam price action ini.

Ketersediaan data, pemahaman perilaku pasar, dan analisis dampak peristiwa yang menjadi metode price action juga mampu menghasilkan strategi trading dengan akurasi yang tinggi. Secara rinci, berikut manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika memahami metode analisis price action:

·         Membantu mengidentifikasi pergerakan harga

Mampu mengidentifikasi pergerakan harga yang muncul secara mengidentifikasi pola-pola yang sering muncul akan meningkatkan peluang Anda dalam trading.

Apalagi,pergerakan harga tidak perlu sesuatu yang rumit karena kita bisa bertransaksi dengan platform trading apapun yang kita sukai. Banyak trader merasakan manisnya keuntungan setelah memahami ketatnya pergerakan harga pasar hanya dengan berfokus pada price action.

·         Memberikan kesempatan yang sama

Seperti yang disebutkan sebelumnya, analisis price action merupakan strategi paling sederhana dalam dunia trading sehingga semua orang bisa mengaplikasikannya. Tidak perlu gelar atau pendidikan khusus untuk mendalami dunia trading.

Bahkan, orang yang putus sekolah pun juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi trader sukses, sama halnya dengan mereka yang memiliki gelar sarjana, magister, atau doktor. Sifat sederhana dari metode analisis price action semakin membuka peluang bagi  siapapun yang ingin sukses dalam dunia trading.

·         Tidak perlu indikator yang rumit

Karena tidak perlu indikator yang rumit, Anda tidak perlu khawatir dengan banyak indikator lagi. Anda hanya perlu memperhatikan pergerakan harga sebagai indikator. Perdagangan tanpa indikator merupakan pendekatan yang baik karena semakin sederhana akan semakin baik pula hasilnya.

Indikator sebenarnya berfungsi untuk membantu trader untuk menganalisa pergerakan pasar dan membantu membuat keputusan, bukan untuk membuat kebingungan. Ketika trader melihat harga dengan indikator, mereka cenderung menganalisa harga secara rumit.

Hal ini akan membuat trader kehilangan fokus. Alhasil, mereka tidak bisa mengidentifikasi sinyal yang akurat. Dengan price action, trader justru bisa menggunakan pola pergerakan harga dan mengantisipasi pergerakan harga di masa depan secara akurat. Inilah yang nantinya membantu trader untuk meningkatkan keuntungan.

BACA JUGA: Mengenal Moving Average: Definisi, Manfaat, Cara Menggunakan dan Jenisnya

Bagaimana melakukan analisa price action?

Agar tidak terjadi kesalahan ketika menerapkan price action dalam trading, kita harus memahami bahwa price action bukan alat penentu final melainkan hanya sebuah alat bantu untuk mengidentifikasi kondisi pasar.

Dengan kata lain, price action bukanlah alat trading melainkan sumber data untuk membangun alat trading itu sendiri.Trader musiman atau jangka pendek biasanya menggunakan price action untuk menghindari analisis fundamental agar bisa fokus pada kondisi pasar. Untuk mempermudah Anda dalam menggunakan analisis price action, berikut langkah-langkahnya:

1.    Mengidentifikasi kondisi pasar

Terdapat tiga hal yang sering terjadi di pasar, yaitu trend up, trend down, dan sideways. Trend up terjadi ketika harga di pasar bergerak dari posisi tinggi ke arah yang semakin meninggi, yang biasa dikenal para trader dengan istilah higher hights. Trend up juga bisa muncul ketika harga rendah berjalan semakin tinggi, dalam istilah trading dikenal dengan sebutan higher lows.

Sebaliknya, untuk melihat trend down kita bisa mengidentifikasi adanya lower highs dan lower lows.Lower highs adalah pergerakan harga yang tinggi menjadi rendah, sedangkan lower lows adalah pergerakan harga yang rendah menjadi semakin merendah.

Sementara itu, sideways (konsolidasi) merupakan kondisi di mana harga pasar memiliki pergerakan yang sama, di mana pergerakan harga naik dan turun tidak terlihat berbeda dam grafik pun terlihat datar. Dengan memahami kondisi tersebut, kita bisa menjadikannya sebagai acuan untuk melakukan sell atau buy tanpa takut terjadi kesalahan.

2.      Kenali titik harga support dan resistance

Setelah mengenai kondisi pasar, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi titik harga support dan resistance. Titik harga support menandai level terendah dalam pergerakan harga dan titik support resistance menandai level tertinggi dalam pergerakan harga. Untuk mengidentifikasi titik harga support dan resistance dengan menggunakan strategi breakout atau reversal.

Jika menggunakan strategi breakout, Anda bisa melakukan buy saat saat harga menembus trendline atas dan melakukan sell ketika harga menembus trendline bawah. Jika menggunakan strategi reversal, buy bisa Anda lakukan saat harga tertahan di trendline bawah dan sel bisa dilakukan saat harga tertahan di trendline atas.

Seorang trend trader biasanya mengambil posisi buy ketika berada di level support dan mengambil posisi sell pada level resistance. Sementara itu, swing trader bekerja dengan menggunakan batasan  range-bound market.

Cara ini biasanya bekerja lebih baik untuk jangka pendek sehingga banyak digunakan trader musiman. Sedangkan trend trader biasanya memasuki posisi ketika menemukan momentum yang kuat  atau menunggu adanya peluang penurunan risiko.

Ketika profit tercapai, swing trader biasanya akan keluar dari posisi, sedangkan trend trader cenderung menahan posisi hingga melihat adanya perubahan tren. Trader baru biasanya harus memilih salah satu dari strategi tersebut sampai berpengalaman untuk menentukan posisi. Sebaliknya, trader berpengalaman bisa mengkombinasikan kedua strategi tersebut. Akan tetapi, Anda perlu memiliki kemampuan multitasking untuk mengkombinasikan kedua posisi tersebut.

3.      Gunakan tools pendukung

Untuk mempermudah Anda memahami price action, Anda juga bisa menggunakan tools pendukung seperti DELKOS atau AUTOCHARTIST. Tools tersebut akan membantu Anda untuk mengidentifikasi level-level penting dalam sebuah chart atau grafik pergerakan harga secara otomatis.

Trading tools tersebut juga membantu Anda menganalisis pergerakan harga pasar. Jadi, Anda tidak perlu repot menghitung secara manual level-level kunci tersebut. Dengan mengidentifikasi level penting secara otomatis ini, kesalahan perhitungan bisa Anda hindari.

4.      Tentukan sinyal acuan entry pada level penting

Setelah menentukan level penting pada grafik pergerakan harga, hal berikutnya adalah mengidentifikasi sinyal key entry. Anda bisa menggunakan pola candlestick reversal untuk mengidentifikasi sinyal yang bisa digunakan sebagai acuan entry ini.

Kita tidak bisa mencari posisi entry secara langsung ketika membuka chart. Karena itu, posisi pengambilan entry sebaiknya dilakukan di bagian akhir penerapan analisa price action.

Latar belakang analisa price action

Price action selalu menjadi topik yang disebutkan dalam dunia trading forex. Analisa ini mengandalkan apa yang terjadi di masa lalu untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Sebenarnya, kondisi yang terjadi di pasar adalah hal yang berulang. Konsep inilah yang digunakan dalam analisa teknikal, termasuk price action.

Latar belakang lahirnya analisa price action ini juga berawal dari seorang pengusaha kaya di Jepang bernama Munehisa Homma. Tahun 1700an- 1800 an, di daerah tempat Munehisa tinggal ada banyak transaksi perdagangan hasil pertanian, yang menurut Munehisa Homa, sangat merugikan para petani. Para pedagang selalu mempermainkan harga agar para petani bisa menjual hasil panennya dengan harga murah.

Melihat hal itu, saudagar kaya tersebut merasa iba dengan nasib petani. Kemudian, ia membantu para petani dengan membeli semua hasil panen dengan harga standar pasar yang ada. Lalu  saat hujan deras tiba, petani  tak bisa menanam padi kembali sehingga stok hasil panen yang mereka miliki habis.

Di saat itu pula, para pedagang  kembali datang untuk membeli hasil panen. Namun, mereka gagal mendapatkan apa yang diinginkannya karena stok habis. Bisnis para pedagang itu pun menjadi terganggu. Dengan terpaksa, para pedagang tersebut harus membeli stok panen ke Homa.

Berkat peristiwa tersebut, Homa pun meraih untuk besar karena ia memiliki stok barang yang banyak dan harga jual panen menjadi meningkat. Hal ini terjadi karena Homa sudah memperkirakan harga serta mempertimbangkan apa yang akan terjadi dengan alat bernama candlestick. Alat inilah yang kemudian dipakai dalam dunia trading forex untuk melihat harga di masa lalu dan memprediksi harga yang akan terjadi di masa depan.

Instrumen candlestick ini sendiri sebenarnya tak hanya dipakai dalam dunia forex tetapi juga bisa digunakan dalam berbagai jenis investasi seperti saham dan berbagai instrumen investasi yang menggunakan chart candlestick. Karena itu, penting bagi Anda yang ingin mendalami dunia trading untuk memahami chart candlestick ini.

Siapa yang bisa menggunakan analisa price action?

Analisa price action merupakan model paling sederhana yang memberikan kesempatan sama bagi semua orang untuk mendapatkan keuntungan dalam dunia trading forex.  Karena itu, model analisis ini bisa dipakai siapapun, baik trader profesional maupun pemula, tanpa perduli latar belakang pendidikannya.

Hal terpenting untuk menggunakan price action ini adalah memahami cara membaca  grafik pergerakan harga yang nampaknya acak namun sebenarnya mengandung pola. Pola itulah yang harus Anda baca untuk membantu pengambilan keputusan.

Namun, jika ingin menggunakan analisa price action sebaiknya Anda tidak melakukan trade di ponsel karena sangat susah membuat analisis price action dengan layar yang kecil. Sebaiknya, Anda siapkan device berlayar besar seperti laptop atau komputer saat melakukan analisis dengan price action ini.

Metode ini juga cocok untuk orang yang memiliki ketelitian tinggi karena dibutuhkan kejelian untuk melihat harga. Hasil analisis price action ini sangat subjektif, tergantung bagaimana mata memandang. Namun, ketika kita sudah jeli dan teliti, maka strategi ini akan menghasilkan untung besar.

Penggunaan analisa price acton ini juga lebih cocok untuk orang yang memiliki kesabaran tinggi karena dibutuhkan waktu lama untuk mendapatkan entry dan effort besar dalam membaca kondisi pasar.

Meski sederhana, pembacaan price action juga menguras waktu. Banyak trader terlalu buru-buru dalam melihat pergerakan harga sehingga mengalami kerugian besar, baik karena ketinggalan momen atau terlalu mengejar harga running. Dibutuhkan jam terbang tinggi pula untuk meraih untuk besar dalam penggunaan price action ini, apalagi kita harus memahami harga dari dasar.

Tak jarang, banyak trader merasa frustasi karena penerapan metode ini. Karena itu, Anda perlu memiliki mental kuat ketika menggunakan model analisis ini, apalagi analisa setiap orang berbeda-beda dan seringkali memicu keraguan dalam pengambilan keputusan.

Kesimpulan

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai metode analisis price action. Metode ini menekankan pada pengamatan langsung pergerakan harga di grafik atau chart. Model analisa price action juga menggunakan analisis kondisi pasar di masa lalu agar kita bisa mempelajarinya untuk memprediksi apa yang terjadi di masa depan. Hal ini menggunakan konsep dasar bahwa apa yang terjadi di pasar merupakan kondisi berulang karena itu kita bisa menggunakan strategi di masa lalu dan menyempurnakannya kembali untuk masa depan.

Jadi, hal yang perlu Anda lakukan untuk mengandalkan strategi ini dalam dunia trading forex adalah menguasai cara membaca grafik pergerakan harga, mulai dari kaidah candlestick, pin bar, inside bar, kawat dalam, DHLC dan DLHC, dan sejenisnya. Meski termasuk metode sederhana, Anda juga perlu jam terbang untuk mampu meraih untuk maksimal dengan metode analisis price action ini. 

Untuk menggunakan price action, Anda juga perlu memahami bagaimana membaca grafik pergerakan harga. Penggunaan price action juga cocok untuk orang dengan ketelitian dan kesabaran tinggi karena dibutuhkan kejelian, effort besar, dan waktu yang lama untuk melihat pergerakan harga secara detail.

Hal yang harus kita ingat selalu adalah price action bukan alat penentu keputusan final. Metode analisa ini hanya terpakai untuk membantu mengambil keputusan final, minimal Anda tahu dimana tren berada. Untuk keputusan melakukan buy di harga berapa, Anda tetap harus memperhatikan faktor supply and demand.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *