Divergence
FOREX, INVESTASI, SAHAM

Divergence Adalah| Mengenal Jenis-Jenis Divergence

Masih banyak pemula bingung tentang apa itu divergence dan jenis-jenisnya? Seperti ada banyak cara untuk menjalankan perdagangan dalam pasar forex, baik secara teknikal maupun fundamental. Salah satu materi pembahasan yang sering trader aplikasikan adalah pola divergence, sebuah materi untuk trader teknikal. Bagi para pembaca yang belum mengetahuinya, yuk simak ulasannya dibawah ini:

Apa Itu Divergence?

Apa arti divergence? Dalam perdagangan forex, divergence adalah sebuah pola market yang bisa memberikan informasi tentang perubahan trend yang terjadi, dengan kata lain market pada saat itu terjadi tidak sesuainya harga antara swing pada chart utama, dengan indikator yang dipakai.

Dalam hal ini, tidak ada keharusan untuk Anda menggunakan indikator apapun, karena divergence merupakan tekhnik trading forex yang tidak terikat oleh sebuah indikator. Namun kembali lagi pada fungsi nya, dimana indikator juga sangat bermanfaat sekali untuk menjalankan pola divergence ini, karena dapat digunakan sebagai penentu level overbought dan level oversold nya harga.

Sebelum pembahasan lebih lanjut, silahkan dilihat contoh gambar dibawah ini mengenai hubungan antara indikator (osilator stochastic), trend high-low dan swing dalam tampilan chart, sebagai sumber informasi agar lebih mudah mengetahui seperti apa pola divergence itu.

Definisi Divergence
Broker Mitrade

 Keterangan gambar:

·      Tanda bulat/melingkar disebut dengan swing.

·      No 1,2,3, dst… Yaitu garis line putus-putus (batas gerak pada chart utama).

·       L (low).

·       H (high).

·     HL (higher-lower) yaitu higher yang lebih tinggi dari lower pada pola sebelumnya.

·  HH (higher-high) yaitu higer yang lebih tinggi dari high pola sebelumnya.

·   LL (lower-low) yaitu, lower yang lebih rendah dari lower sebelumnya.

Indikator osilator stochastic yang dikenalkan pertama kali oleh George Lane tahun 1950-an, adalah indikator daya gerak yang digunakan dalam analisis tekhnis, dimana cukup efektif untuk membandingkan harga penutupan suatu komoditi terhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu.

Garis putus-putus line 1 menunjukkan harga terbentuk lower pada chart utama sama hal nya dengan bentuk grafik stochastic di bawah.

Gari putus-putus line 2 menunjukkan harga membentuk higher pada chart utama, begitupun sama dengan bentuk grafik stochastic di bawah.

Garis putus-putus line 3 bentuk chart utama dan grafik stochastik dibawah sama-sama membentuk higher low.

Garis putus-putus line 4 juga sama-sama membentuk pola higher high pada chart dan stochastic.

Garis putus-putus pada line 5 menunjukkan perubahan garis pada grafik stochastic di bawah, dimana chart utama membentuk hig lower, sedangkan stochastik membentuk pola lower low (harga lebih rendah dari pola lower yang sudah terbentuk sebelumnya). Itu berarti telah terjadi sebuah ketidaksepahaman/perbedaan antar pola yang sedang terjadi dalam market.

Garis putus-putus pada line 6, juga sama menandakan adanya ketimpangan/perbedaan. Dimana chart utama harga membentuk higer high, sedangkan di grafik stochastic harga membentuk high yang lebih rendah dari pola higer sebelumnya (lower high). Itulah yang dinamakan sebagai pola divergent, muncul nya pola tersebut membuat market akhirnya kembali membuat trend turun.

Jenis-Jenis Divergence

Divergence terbagi dalam tiga jenis pola, meski sebenarnya hanya dua pola utama yang biasa dikenal oleh para trader, yakni:

1. Regular Divergence (Bullish Divergence dan Bearish Divergence)

Regular divergence ini biasanya terjadi dipenghujung sebuah trend, dimana ia berfungsi sebagai sinyal melemahnya harga, lalu market mencoba breakout sebentar, namun kemudian ternyata harga reversal membentuk trend baru. Agar dapat tergambarkan oleh pembaca, coba simak gambar detail dibawah;

bullish divergence
Contoh gambar bullish regular divergence

Grafik gambar diatas menjelaskan, bahwa ketika harga sedang trend down dan telah membetuk lower pada chart utama, namun stochastic justru gagal membentuk lower low, malah membentuk higer low, hingga pada akhir nya market memtuskan untuk membalik arah menjadi trend up (bullish).

bearish divergence
Contoh gambar bearish regular divergence

Gambar bearish devergence diatas menjelaskan, bahwa pada saat harga di chart utama membentuk higher, namun tidak terjadi pada grafik stochastic, harga justru membentuk lower high (titik tertinggi lebih rendah dari tinggi pola sebelumnya). Oleh karena itu, market kemudian membalik arah harga menjadi trend bearish.

2. Hidden Divergence (Bullish Divergence dan Bearish Divergence)

Hidden divergence, pola ini biasanya berada di tengah-tengah trend. Merupakan sinyal dimana harga masih menyukai trend sebelumnya (trend continuation). Agar lebih mudah dipahami oleh pembaca, coba perhatikan contoh gambar di bawah ini;

Contoh bullish hidden divergence
Contoh bullish hidden divergence

Keterangan grafik pada gambar diatas menjelaskan, bahwa pada saat harga sedang trend up, dimana swing-swing high nya membentuk higer yang terus naik, namun ternyata tidak terjadi pada grafik stochastic bawah, dimana harga seharusnya membentuk lower high, akan tetapi justru malah membentuk lower low (harga lebih rendah dari pola yg terbentuk sebelumnya). Keadaan tersebut itulah yang membuat market memilih untuk melanjutkan harga kembali bullish (trend naik).

Contoh gambar bearish hidden divergence
Contoh gambar bearish hidden divergence

Penjelasan grafik dari gambar diatas, pada chart utama harga menunjukkan potensi down masih akan terus berlanjut, dikarenakan higher yang terbentuk dari pola sebelumnya memiliki posisi harga yang lebih rendah. Kemudian, jika Anda lihat dari grafik stochastic dibawah, dimana grafik membentuk higer high (harga lebih tinggi dari pola high sebelumnya) itu lah yang juga memperkuat sinyal sebagai trend down (bearish) masih berpotensi harga turun.

3. Extended Divergence (Bullish Divergence dan Bearish Divergence)

Extended divergence ini mirip dengan regular divergence. Dimana keduanya sama-sama memberikan sinyal pembalikan arah trend, ketika pola divergence tersebut muncul di penghujung trend pada market. Berlaku hal yang sama pula seperti mekanisme chart regular divergence untuk bullish dan bearish nya trend.

Cara Trading Menggunakan Pola Divergence

Ada beberapa langkah yang mesti Anda perhatikan ketika akan bertrading menggunakan konfirmasi pola divergence ini, meski sebenarnya semua pola yang ada pada market merupakan kategori pendukung/sinyal yang sama-sama bagus. Berikut langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan :

  • Langkah awal, coba perhatikan swing low dan high nya market yang terjadi pada trend harga di chart utama.
  • Langkah kedua, perhatikan pula grafik yang terjadi pada indikator yang Anda pakai, untuk mengetahui overbought dan oversoldnya harga.
  • Langkah ketiga, terapkan area stop loss. Contoh ketika Anda hendak eksekusi buy, maka tempatkan lah area SL di kandil harga terendah swing/pola sebelumnya. Kemudian sama hal nya ketika Anda hendak eksekusi sell, gunakan lah area SL pada kandil dari harga tertinggi yang terbentuk pada swing/pola sebelumnya.

Dengan mengikuti aturan atau langkah-langkah tersebut diatas, maka besar kemungkinan profit bisa Anda dapatkan ketika bertrading.

Kelebihan dan Kekurangan Pola Divergence

Penggunaan pola divergence dalam perdagangan forex banyak dipakai oleh para trader, mengapa demikian? Sebagian dari mereka, meyakini bahwa pola tersebut secara kuat terbukti mampu memberikan jawaban atau sinyal yang jarang sekali gagal, alias tepat. Namun tidak sedikit pula trader yang belum begitu memahami kelebihan dari divergence ini, sehingga hanya melihat dari segi kekurangannya saja. Agar lebih jelas silahkan simak pemaparan tentang kelebihan dan kekurangan nya dibawah ini :

Kelebihan

  1. Dapat dijadikan referensi analisa secara tekhnikal pada market.
  1. Memudahkan trader mengambil peluang eksekusi setelah menguasai swing yang terbentuk pada chart.
  1. Dapat digabungkan dengan indikator apapun, karena menentukan divergence dengan menambahkan indikator akan menjadi lebih mudah.
  1. Memudahkan trader untuk menempatkan area batas kerugian, seperti stop loss atau buy stop maupun sell stop, serta batas take  profit sesuai dengan data yang sudah ada. Karena divergence tersebut dapat secara jelas membentuk pola high dan low nya kandil yang tergambar pada chart.
  1. Mudah diaplikasikan oleh trader pemula maupun trader profesional.

Kekurangan

  1. Masih membutuhkan konfirmasi tambahan sebagai acuan eksekusi, seperti penggunaan indikator dan analisis tekhnikal candlestick lainnya.
  1. Pola divergence tidak akan selalu ada untuk pembalikan arah, ataupun sinyal pembalikan arah akan segera terjadi. Oleh karena itu, masih sangat diperlukan aplikator pendukung yang lain secara bersamaan dalam penggunaan nya.
  1. Penggunaan divergence tidak bisa maksimal diaplikasikan pada time frame sempit seperti M5, M15, M30, karena range di area tersebut tidak sepenuh nya terlihat swing harga secara sempurna. Divergence dapat minimal digunakan pada time frame daily.
  1. Ketidakpahaman tentang bagaimana bentuk sebenarnya divergence, seringkali membuat trader mendapat kesalahan fatal, karena terburu-buru dalam menentukan pola sebagai swing divergence, padahal kenyataan nya pola-pola tersebut bukalah divergence. Sehingga trader akhirnya mendapati kerugian cukup besar dalam bertrading.

Setiap perdagangan pasti selalu ada resiko, tidak ada perdagangan yang selalu mendapat untung, begitu juga dengan perdagangan forex. Oleh karna itu, buatlah selalu antisipasi setidak nya dua atau tiga langkah sebelum Anda memutuskan beli atau jual (eksekusi) harga. Perlu Anda ingat pula, bijaklah dalam penggunaan lot, baiknya sesuaikan dengan balance/modal yang Anda miliki. Hal tersebut guna menekan resiko kerugian besar yang sangat mungkin terjadi pada trading Anda.

Divergence Indikator

Pada dasarnya, prinsip divergence itu dapat berkolaborasi dengan jenis indikator apapun. Utama nya pilihlah indikator yang menurut Anda mudah di pahami, sehingga ketika bertrading dapat membantu Anda bekerja lebih baik dan maksimal. Berikut ini penulis memberikan beberapa referensi indikator yang mungkin bisa Anda gunakan.

1. Divergence MACD

Pengertian secara umum, MACD ( Moving Average Convergence Divergence ) merupakan fasilitas indikator trading untuk menentukan atau mengukur momentum pasar, apakah  harga bergerak overbought atau oversold, serta untuk melihat apakah sedang terjadi divergence bullish atau bearish.

Bagaimana menemukan divergence pada indikator MACD? Seperti yang sudah penulis bahas pada paragraf-paragraf di atas, bahwa divergence itu terjadi ketika harga pada chart utama berbeda gerak dengan grafik indikator. Perhatikan contoh gambar dibawah ini:

Bullish divergence – MACD-mitrade
Bullish divergence – MACD
Bearish divergence – MACD
Bearish divergence – MACD

BACA JUGA: Inilah Cara Membaca Indikator MACD Terlengkap 2021

2. Divergence RSI

Relatif strenght indeks (RSI), merupakan indikator yang bisa mengidentifikasi zona overbought dan oversold nya harga. Penggunaan indikator ini mirip dengan cara menggunakan histogram MACD. Trader cukup memperhatikan pada titik mana harga di chart utama dan RSI mulai berlawanan arah sebagai tanda bahwa divergensi telah terbentuk, lalu ketika momen tersebut terjadi, barulah Anda bisa menentukan waktu nya eksekusi/open posisi buy atau sel pada harga. Lihat contoh pada gambar dibawah:

Bullish divergence – RSI-theinvestingid
Bullish divergence – RSI
Bearish divergent – RSI
Bearish divergent – RSI

Dua indikator tersebut merupakan contoh osilator perdagangan divergence yang biasa digunakan oleh para trader, mereka beranggapan pertama teknis nya yang mudah diaplikasikan, kedua prediksi penilaiannya kuat terhadap pergerakan market. Sehingga trader lebih mudah dalam menentukan jual beli nya harga.

Kesimpulan

Demikian pembahasan mengenai bullish divergence dan bearish divergence, mulai dari definisi, cara penggunaan sampai kepada kelebihan serta kekurangan nya dalam pasar trading forex. Saran terakhir dari penulis, belajar detail lah dalam melihat segala hal, agar mampu memahami secara mendalam dari berbagai sudut pandang.

Catatan: Informasi dalam artikel ini merupakan pandangan penulis setelah mempelajari berbagai sumber yang mengulas perihal investasi. Jika terdapat konten yang memuat saran investasi, hal tersebut hanyalah sebagai referensi belaka dan tidak boleh digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Keputusan untuk berinvestasi mengandung risiko. Karena itu, Anda harus berhati-hati saat memasuki  pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *