stochastic ADALAH
FOREX, INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL, INVESTASI

Tips Trading dengan Indikator Stochastic-Pemula Wajib Baca!

Stochastic adalah momentum indikator atau indikator oscillator ciptaan George C. Lane yang menjabat sebagai President оf Investment Educators, inc. Dengan indikator ini, kita bisa lebih berhati-hati saat mengambil keputusan dalam trading saham. Bagi Anda yang menggeluti dunia trading saham, sangat penting untuk memahami cara penggunaan indikator ini. Lalu apa itu stochastic dan bagaimana cara menggunakannya dalam trading saham? Berikut penjelasan lengkapnya:

Stochastic adalah?

Stochastic adalah indikator volatilitas yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) dan kondisi jenuh jual (oversold). Stochastic ini memiliki dua garis dalam oscillator yang disebut dengan garis % K dan % D, di mana keduanya memiliki rentang nilai antara 0 sampai 100. Rentang nilai tersebut bisa kita gunakan untuk menentukan titik overbought dan oversold. Jika kedua garis tersebut mencapai garis 80, maka disebut dengan zona overbought. Ketika berada di bawah angka 20, maka disebut dengan jenuh jual. Garis % K adalah garis pertama yang disebut signal line, sedangkan garis % D disebut dengan trigger line atau moving average dari garis persen K. Sementara itu, perpotongan garis % K dan % D merupakan sinyal beli atau jual. Sinyal beli terjadi saat garis % K memotong ke atas garis % D di zona oversold. Sedangkan sinyal jual terjadi ketika %K memotong ke bawah garis %D di area overbought. Ini adalah rumus mereka.

%K = 100 [(C-Lx)]/(Hx-Lx)

%D = rata-rata moving average dari %K (biasanya menggunakan rata-rata 3 periode simple moving average)

*Keterangan:

C= harga penutupan terakhir

Lx= harga penutupan terendah pada periode x (trader biasanya menggunakan periode 14)

Hx= harga penutupan tertinggi pada periode x

Stochastic adalah
Contoh stochastic di Mitrade

Jenis-jenis Indikator Stochastic

Sebelum mempelajari bagaimana cara menggunakan stochastic. Anda perlu memahami dulu apa saja jenis-jenis indikator stochastic. Berikut jenis-jenis indikator stochastic:

1.     Fast Stochastic Oscillator

Fast stochastic oscillator atau oscillator stokastik cepat adalah indikator momentum yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan trend pergerakan harga. Biasanya, sebuah saham dianggap overbought jika %K di atas 80 dan oversold jika %K di bawah 20. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sebuah saham dianggap overbought jika %K di atas 80 dan dianggap oversold jika %K di bawah 20. Namun dalam indeks stokastik cepat, nilai % K 75 sudang dianggap overbought dan nilai % K 25 sudah dianggap oversold. Pada fast stochastic, %K dihitung dengan menggunakan rumus dasar dan %D dihitung dari rata-rata 3 periode moving average %K. Stochastic cepat sangat responsif namun sering menghasilkan sinyal palsu.

2.     Slow Stochastic Oscillator

Slow Stochastic Oscillator atau indikator stochastic lambar adalah indikator momentum yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi titik closing yang relatif terhadap kisaran tinggi-rendah pada periode tertentu. Jenis stochastic ini paling efektif digunakan untuk rentang perdagangan yang luas atau tren yang bergerak lambat. Dalam slow stochastic, %K dihitung dari rata-rata 3 periode %K yang ada di stochastic cepat dan %D dihitung dari rata-rata 3 periode %K pada stochastic lambat.

Stochastic lambat jarang menghasilkan sinyal palsu. Namun, indikator ini kurang responsif dibandingkan stochastic cepat.

3. Full Stochastic Oscillator

Full stochastic oscillator adalah kombinasi dari fast stochastic dan slow stochastic. Jika fast stochastic dan slow stochastic hanya menggunakan parameter %K dan %D, full stochastic oscillator menggunakan parameter %K, %D, dan slow K. Jika garis %K dihitung dari rata-rata harga penutupan dan %D dari rerata moving average, maka slow K dihitung rata-rata pergerakan %K.  Dengan menggunakan full  oscilator, Anda bisa mendeteksi titik closing saat tren bergerak cepat atau lambat. Perhitungan %K dan %D pada full stochastic sama dengan slow stochastic. Namun, Slow K dihitung dari 3 periode rerata  %D dikurangi 2 periode rerata %K.

BACA JUGA: Inilah Penjelasan Lengkap Divergence-Trader wajib tahu!

Cara Membaca Stochastic

Untuk membaca indikator stochastic pada chart harga, coba perhatikan gambar di bawah ini:

Cara Membaca Stochastic

Gambar tersebut merupakan kondisi di maha pasar sedang dalam kondisi uptrend. Seperti yang disebutkan sebelumnya, stochastic memiliki dua garis oscillator % K (warna hitam) dan %D (warna merah). Kedua garis tersebut berkisar pada skala 0 hingga 100. Jika garis berada di level 80, kita bisa menyebutnya sebagai zona overbought (jenuh beli) dan di bawah level 20 menunjukan zona oversold (jenuh jual). Jika garis berwarna hitam memotong garis berwarna merah ke bawah, maka hal itu menunjukan sinyal jual. Sinyal jual yang akurat terjadi jika perpotongan tersebut terjadi pada zona overbought, yaitu di atas level 80.

Sebaliknya, jika garis %K memotong garis %D ke atas, maka hal itu menunjukan sinyal beli. Sinyal beli yang akurat terjadi ketika garis %K memotong garis %D di zona oversold atau di bawah level 20. Pada gambar tersebut, pasar menunjukan breakout ketika stochastic berada di zona overbought. Setelah itu, pasar mengalami tren naik yang kuat. Saat pasar sedang berada dalam tren naik yang kuat itulah kita bisa mengabaikan sinyal overbought. Namun, coba perhatikan gambar berikut:

Cara Membaca Stochastic

Gambar tersebut menunjukan pasar sedang dalam kondisi tren turun. Meski terjadi oversold, harga tetap turun. Kenaikan harga hanya terjadi sebentar dan kembali turun secara dalam. Di momen tersebut, kita bisa mengabaikan sinyal oversold karena kita tidak akan menemui kenaikan harga lagi. Jika terjadi divergensi (perpotongan) antara oscillator stokastik dan aksi harga yang sedang tren, kita bisa menggunakannya sebagai sinyal reversal (gambar di bawah). Ketika pasar mengalami penurunan hingga titik terendah, lalu muncul sinyal oversold yang memicu uptrend. Hal inilah yang menunjukan bahwa titik bearish di pasar akan berakhir dan memicu pembalikan harga atau bullish.

Cara Membaca Stochastic

Kelebihan Indikator Stochastic

Beberapa kelebihan indikator stochastic antara lain sebagai berikut:

  1. Menentukan titik jenuh jual dan beli

Stochastic Oscillator memudahkan kita untuk mengidentifikasi level overbought dan oversold. Osilator berkisar dari nol hingga seratus. Kita bisa melakukan setting indikator dari level 0 hingga 100. Biasanya, level 80 menunjukan zona overbought dan zona oversold di bawah level 20. Namun, kita bisa melakukan setting level sesuai keinginan dan kebutuhan trading.

  1. Menunjukan sinyal jual dan beli

Dengan stochastic oscillator, kita bisa mendeteksi sinyal jual dan beli dengan mudah. Sinyal beli ditunjukan saat garis %K memotong garis %D ke atas di area oversold. Semetara itu, kita bisa menentukan posisi jual ketika garis %K memotong ke bawah garis %D di zona overbought.

  1. Menunjukan pembalikan harga

Pembalikan harga ditunjukan saat terjadi divergensi antara oscilator stochastic dan pergerakan harga yang sedang tren. Jika pasar dalam  keadaan downtrend kuat lalu muncul sinyal oversold yang menyebabkan naiknya harga, hal itu bisa menjadi tanda adanya bullish atau pembalikan harga menuju kenaikan.

  1. Bisa dipakai saat pasar sideways

Stochastic sangat cocok digunakan saat pasar sedang sideways. Sebab, saat harga sedang naik maka perpotongan garis stochastic akan ikut naik. Sebaliknya, saat harga turun maka perpotongan garis stochastic pun ikut turun.

Kelemahan Indikator Stochastic

Beberapa kelemahan indikator stochastic antara lain:

  1. Tidak bisa menentukan trend pergerakan harga

Indikator ini hanya bisa dipakai untuk menentukan momentum pasar bukan tren dari pergerakan harga itu sendiri. Padahal, untuk melihat arah harga selanjutnya kita harus melihat trennya terlebih dahulu. Karena itu, kita membutuhkan indikator lain untuk melihat pergerakan tren lainnya.

  1. Sering menghasilkan sinyal palsu

Ketika pasar dalam tren yang kuat, terkadang sinyal oversold atau overbought harus kita abaikan. Misalnya, saat pasar sedang dalam kondisi downtrend kuat dan stochastic menunjukan sinyal oversold, sebaiknya kita jangan memasang posisi buy karena harga akan terus menurun dan kita akan mengalami loss yang besar.

  1. Tidak bisa digunakan di ponsel

Indikator stochastic ini tidak bisa digunakan di ponsel. Trader harus menyiapkan laptop atau komputer untuk menggunakannya.

Tips Trading dengan Stochastic Oscillator

Agar menghasilkan profit maksimal, berikut tips trading dengan stochastic:

  1. Hindari  trading saat pasar sedang sideways

Hindari trading menggunakan stochastic saat pasar sedang sideways karena hasilnya akan kurang akurat. Sebab, hal ini bisa menghasilkan sinyal palsu dan analisa yang kurang akurat. Karena itu, stochastic seringkali tidak proporsional dengan pergerakan harga saham. Sebaiknya gunakan indikator ini saat pasar sedang tren.

  1. Gabungkan dengan strategi lain

Stochastics sama seperti semua indikator lainnya. Indikator ini akan memberikan hasil terbaik bila dikombinasikan dengan indikator lain untuk menghasilkan analisis yang tepat. Anda bisa menggunakannya dengan moving average atau candlestick.

  1. Pilih jenis stochastic yang tepat

Terdapat tiga jenis stochastic yang bisa kita pilih. Namun, gunakan sesuai kebutuhan dan kondisi pasar yang tepat. Kita bisa memilih slow stochastic saat tren bergerak lambat. Ketika tren bergerak cepat, kita bisa menggunakan fast stochastic.

Cara Setting Stochastic yang Akurat?

Bagi Anda yang ingin menggunakan indikator stochastic dengan Mitrade, berikut caranya:

  1. Buka platform MITRADE 

Buka platform lalu pilih tampilan grafik pasangan mata uang yang Anda beli dan time frame yang akan Anda gunakan. Sebagai informasi, indikator stochastic bisa Anda digunakan pada semua bentuk time frame.

  1. Setting indikator stochastic

Setelah itu, buka ‘Menu Chart/Grafik’ pada platform trading Anda. Kemudian  klik ‘Insert’, di bagian menu ‘Indicators’ Anda bisa memilih ‘Oscillators’, lalu alihkan ke ‘Stochastic Oscillator’. 

✅Klik Indikator
✅Cari Nama Indikator Stochastic
✅Konfirmasi

setting stochastic yang akurat
Contoh setting stochastic di Mitrade
  1. Atur parameter

Setelah itu, atur parameter sesuai jenis stochastic yang Anda gunakan. Settingan untuk slow stochastic dan fast stochastic berada pada parameter 14,3. Jika menggunakan full stochastic, setingan parameter yang digunakan biasanya 14,1,3.(Biasanya stochastic dilakukan defaults 14,1,3, trader tak usah setting lagi).

Bagaimana cara setting stochastic yang akurat-MITRADE?

Kesimpulan

Indikator stochastic hanya bisa digunakan sebagai konfirmasi dari analisis yang kita lakukan. Kita tetap perlu menggunakan indikator lain seperti price action. Setiap indikator punya kelebihan dan kelemahan. Karena itu, kita harus menggunakan indikator lain dengan bijak sesuai dengan keperluan.

FAQ – Frequently Ask Question

Beberapa pertanyaan yang sering diajukan trader ketika menggunakan stochastic antara lain:

  1. Kapan saat yang tepat menggunakan stochastic?

Kita bisa menggunakan stochastic saat pasar sedang kondisi sideways atau konsolidasi. Sebab, di momen tersebut stochastic akan bekerja lebih akurat untuk menentukan momentum. Namun, hindari menggunakan stochastic saat  pasar berada dalam tren kuat karena sering menghasilkan sinyal palsu.

  1. Apakah harus menggunakan komputer untuk memakai stochastic?

Untuk trading dengan stochastic, Anda memang harus menyiapkan laptop atau komputer.  Karena salah satu kelemahan indikator ini adalah tidak bisa disetting pada ponsel.

  1. Indikator apa yang cocok dikombinasikan dengan stochastic?

Anda bisa mengkombinasikan stochastic dengan price action atau moving average. Sebab, moving average ini hanya digunakan untuk melihat momentum bukan pergerakan harga. Untuk mengetahui pergerakan harga selanjutnya, kita membutuhkan indikator lain seperti price action atau moving average.

  1. Apakah indikator ini juga bisa untuk trading forex?

Indikator stochastic oscillator bisa digunakan untuk trading forex. Dalam trading forex, indikator ini biasanya digunakan trader untuk menentukan titik overbought, oversold, dan titik perpotongan (divergence) saat trading forex.

Catatan: Informasi dalam artikel ini merupakan pandangan penulis setelah mempelajari berbagai sumber yang mengulas perihal investasi. Jika terdapat konten yang memuat saran investasi, hal tersebut hanyalah sebagai referensi belaka dan tidak boleh digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi. Keputusan untuk berinvestasi mengandung risiko. Karena itu, Anda harus berhati-hati saat memasuki  pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *