Prediksi Dolar 2023
INVESTASI, FOREX

Prediksi Dolar 2023-Akankah Dolar Naik atau Turun di Masa Depan?

Dolar AS adalah valuta asing yang punya volume transaksi perdagangan terbesar di pasar forex.  Bukan hanya banyak diperdagangkan saja, melainkan dolar AS juga dijadikan sebagai patokan mata uang dunia untuk berbagai perdagangan komoditas internasional. Selain itu, dolar AS juga banyak digunakan sebagai mata uang cadangan dan dapat dijadikan pilihan investasi bagi investor.

Dalam pasar forex, dolar AS dikenal dengan sebutan USD dimana mata uang asing ini adalah mata uang dunia yang menduduki peringkat teratas pada perdagangan forex. Tak heran, bila perubahan nilai tukar dolar AS akan mempengaruhi perekonomian global lantaran dolar AS banyak digunakan sebagai patokan harga dari sebagian besar komoditas perdagangan dan banyak digunakan oleh negara-negara di dunia sebagai mata uang cadangan atau investasi.

Menarik untuk dibahas, apakah Anda ingin mengetahui tren nilai tukar USD di masa depan? Apakah Anda ingin mempelajari trik trading forex? Pada artikel ini, kita akan menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai tukar dolar AS, tren dan Prediksi Dolar 2023 beserta pasangan mata uangnya, serta kemampuan trading apa saja yang perlu Anda miliki saat melakukan perdagangan forex.

Cara untuk Memahami Nilai Tukar USD

Bagi Anda yang belum pernah melakukan perdagangan forex sebelumnya, nilai tukar dolar AS adalah nilai tukar mata uang USD terhadap mata uang asing lainnya. Misalnya, pasangan mata uang USD/EUR yang membandingkan antara nilai tukar USD terhadap euro, jika USD/EUR = 0,94, hal ini dapat diartikan bahwa 1 USD dapat ditukar dengan 0,94 euro. 

Jika USD/EUR naik menjadi 0,99, hal ini dapat menunjukkan bahwa nilai tukar USD mengalami penguatan dan euro mengalami depresiasi. Sedangkan, jika USD/EUR turun menjadi 0,88, ini dapat menunjukkan bahwa nilai tukar USD mengalami depresiasi dan euro menguat.

Namun yang menjadi permasalahannya saat ini adalah terdapat begitu banyak mata uang di dunia, dan setiap mata uang memiliki nilai tukar yang berbeda-beda terhadap dolar AS. Bagaimana cara kita mengukur kekuatan nilai tukar dolar AS?

Cara yang bisa langsung Anda lakukan adalah dengan melihat Indeks Dolar AS atau biasanya dikenal sebagai USDX. Indeks dolar AS adalah indeks yang secara komprehensif mencerminkan nilai tukar dolar AS di pasar forex internasional. Indeks ini biasanya digunakan untuk melihat kekuatan nilai tukar dolar AS terhadap sekeranjang mata uang lain yang berisikan 6 mata uang utama di dunia seperti euro, yen, pound, dolar Kanada, krona, dan franc.

Secara sederhana, kenaikan indeks dolar AS dapat menunjukkan bahwa nilai tukar USD mengalami penguatan dan 6 mata uang utama yang dijadikan tolak ukur mengalami depresiasi terhadap dolar AS. Sementara itu, penurunan indeks dolar AS menunjukkan adanya penurunan kekuatan nilai tukar dolar AS terhadap 6 mata uang utama tersebut.

Analisis Tren Historis Nilai Tukar Dolar AS

Untuk memudahkan Anda dalam menganalisis tren historis pergerakan nilai tukar dolar AS. Mari kita lihat fluktuasi siklus historis dolar AS. Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods pada tahun 1970-an, berikut adalah 7 tahap siklus historis pergerakan indeks dolar AS.

Tahap penurunan pertama: Dari tahun 1971 hingga 1980, pada periode ini pemerintahan Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Nixon menyatakan bahwa “standar emas” tidak valid. Sejak saat itu, harga emas dan dolar AS telah mengambang bebas, dan hal ini membuat terjadinya banjir dolar AS; kemudian mengakibatkan krisis minyak, dan inflasi tinggi terhadap dolar AS yang membuat indeks dolar jatuh di bawah level 90.

Periode kenaikan tahap kedua, dari tahun 1980 hingga 1985, Paul Volcker, mantan Gubernur Federal Reverse, memperjuangkan dan menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat dengan mengendalikan inflasi dan menaikkan suku bunga acuan menjadi 20%. Setelah itu, bank sentral Amerika Serikat tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level tinggi sekitar 8-10%, dan hal ini dibarengi dengan indeks dolar AS yang terus menunjukkan penguatan hingga tahun 1985. Pada tahap ini, tren bullish dolar AS secara resmi telah berakhir.

Tahap ketiga penurunan, dari tahun 1985 hingga 1995, defisit fiskal AS dan defisit perdagangan terjadi secara bersamaan, dan dolar AS kembali memasuki tren bearish panjang di tengah terjadinya defisit kembar.

Tahap keempat kebangkitan, dari tahun 1995 hingga 2002, pada periode ini Clinton yang terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat membawa dampak positif bagi perekonomian AS dengan memimpin Amerika Serikat ke era internet. Banyaknya industri teknologi yang bermunculan di Amerika Serikat membawa pengaruh positif bagi perekonomian AS dan membuat banyak aliran dana kembali ke Amerika Serikat dengan pencapaian indeks dolar tertinggi mencapai level 120.

Tahap kelima penurunan, dari tahun 2002 hingga 2010, pada periode ini dikenal sebagai masa kelam bagi startup teknologi akibat fenomena gelembung internet, hal ini berdampak terhadap pelemahan dolar AS. Di momen yang sama, peristiwa 11 September dan kebijakan moneter terkait pelonggaran kuantitatif jangka panjang menyebabkan tsunami keuangan pada tahun 2008 yang dipicu oleh faktor jatuhnya dolar AS dan terus menurunnya nilai tukar dolar AS yang menjadikan tahun 2008 sebagai momen ekonomi terburuk Amerika Serikat sejak 1960-an. 

Tahap keenam dari periode kenaikan, dari tahun 2011 hingga akhir 2021, pemulihan ekonomi AS mendorong penguatan dolar AS, dan The FED pada saat itu sudah berulang kali menganjurkan untuk menaikkan suku bunga. Namun sayangnya, indeks dolar AS yang seharusnya mengalami penguatan, tetapi tidak mengalami kenaikan dikarenakan adanya beberapa perubahan dalam kebijakan moneter bank sentral AS dan juga adanya wabah epidemi. Setelah beberapa waktu berselang, indeks dolar mengalami kenaikan dan memasuki fase konsolidasi hingga akhir tahun 2021.

Tahap baru, dari awal tahun 2022 hingga saat ini, indeks dolar AS telah memasuki siklus baru. Bank sentral AS telah beberapa kali menaikkan suku bunga acuan sejak awal tahun 2022 sebagai upaya untuk menekan inflasi dan angka pengangguran.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tren Nilai Tukar USD di Masa Depan

1. Ekonomi Amerika Serikat

Biasanya, jika ekonomi AS tetap kuat, dolar akan mengalami penguatan, dan sebaliknya jika ekonomi AS menurun, dolar AS akan mengalami depresiasi. Dengan pembalikan kurva imbal hasil, obligasi Amerika Serikat 2 tahun melebihi obligasi 10 tahun, pembalikan kurva imbal hasil ini dapat menunjukkan sinyal atau tanda bahwa resesi akan datang. Jika demikian, ekonomi AS berpotensi akan memasuki masa resesi di masa depan.

Prediksi Dolar 2023-Akankah Dolar Naik atau Turun di Masa Depan?
(sumber gambar: MacroMicro)

2. Inflasi

Inflasi di Amerika Serikat masih tergolong tinggi dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) saat ini sekitar 5%, yang jauh lebih tinggi dari target jangka panjang yang ditetapkan oleh Federal Reverse sebesar 2%. Selama angka inflasi di Amerika Serikat belum dapat ditekan sesuai dengan ekspektasi Federal Reverse, bank sentral AS akan tetap menaikkan suku bunga acuan yang  membuat dolar AS cenderung naik tetapi sulit turun.

3. Kebijakan Moneter Federal Reverse

Pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral AS akan membuat dolar AS mengalami depresiasi, namun sebaliknya jika kebijakan moneter semakin diperketat akan membuat dolar AS mengalami penguatan. Federal Reserve menaikkan suku bunga dan mengurangi porsi neraca keuangan untuk mengurangi sirkulasi agregat moneter.

4. Kebijakan Moneter Bank Sentral Lain

Di saat bank sentral AS menerapkan kebijakan moneter yang ketat untuk mengendalikan inflasi, bank sentral lain juga ikut menaikkan suku bunga dan mengurangi porsi neraca keuangan. Nilai tukar USD bisa semakin tertekan jika bank sentral lain menerapkan kebijakan moneter yang lebih ketat dibanding Federal Reverse.

5. Ketidakpastian Geopolitik

Ketika ketidakpastian geopolitik meningkat (misalnya, konflik antara Rusia dan Ukraina meningkat), orang akan lebih cenderung memilih aset safe-haven untuk melindungi nilai kekayaan. Aset safe-haven ini bisa meliputi dolar AS, euro, yen, frans Swiss, dan emas.  

Dimana, dolar AS bisa dijadikan aset safe-haven karena menjadi mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia, dan menjadi pilihan terbaik untuk melindungi nilai kekayaan selama bertahun-tahun. Sementara itu, saat ini juga banyak mata uang virtual seperti Bitcoin yang bisa dijadikan pilihan alternatif bagi investor di tengah ketidakpastian geopolitik.

Prediksi Dolar 2023 dan di Masa Depan: Analisis dan Prospek Nilai Tukar Antara Dolar AS dan Mata Uang Dunia

Dari Maret 2022 hingga saat ini, Federal Reverse telah menaikkan suku bunga sebanyak 8 kali dengan total 450 basis poin, dimana kenaikan suku bunga kumulatif ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah perekonomian Amerika Serikat. Di saat angka inflasi di Amerika Serikat masih tetap tinggi, Federal Reserve diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga pada tahun 2023 untuk mengendalikan inflasi dan menyelamatkan dolar AS.

Adanya prediksi dan ekspektasi bahwa dolar AS akan terus menguat di masa mendatang, tentu tidak semerta-merta bisa kita percaya begitu saja tanpa menganalisisnya terlebih dahulu. Mari coba kita analisis dan prediksi tren dolar AS 2023 serta di masa depan terhadap mata uang dunia lainnya.

EUR/USD (Prediksi Tren Nilai Tukar Euro/Dolar AS)

Tren nilai tukar EUR/USD dan indeks dolar AS hampir berlawanan arah. Ketika Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga di awal tahun 2022, nilai tukar EUR/USD mulai mengalami penurunan dengan mencapai titik terendah turun menjadi 0,96 dari 1,13 pada awal tahun 2022, dan euro mengalami depresiasi sebesar 15%. Barulah pada akhir September 2022, nilai tukar euro mulai pulih. 

Siklus rebound ini setidaknya berlangsung selama 4 bulan. Pertama, hal ini disebabkan oleh ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga FED sudah turun, dan kedua dikarenakan bank sentral Eropa mulai menaikkan suku bunga dengan agresif, ekspektasi hawkish yang ada di pasar bisa mengisyaratkan adanya kenaikan suku bunga selanjutnya dari bank sentral Eropa.

Naiknya suku bunga di bank sentral Eropa dapat menunjukkan bahwa kebijakan moneter di Eropa lebih ketat dibanding Amerika Serikat. Namun sayangnya hal ini tidak berlangsung lama. Pada bulan Februari 2023, EUR/USD mulai kembali menunjukkan tren penurunan. Dimana, The Fed selanjutnya dapat menaikkan suku bunga di masa depan yang menyebabkan EUR/USD terus menurun, namun bank sentral Eropa masih mengisyaratkan kenaikan suku bunga, dan penurunan euro diprediksi akan relatif kecil.

GBP/USD (Prediksi Tren Nilai Tukar Pound/Dolar AS)

Pertukaran ekonomi antara Inggris dan Amerika Serikat sama dengan pertukaran ekonomi antara negara-negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat. Oleh karenanya, tren nilai tukar GBP/USD mirip dengan dengan EUR/USD.  Namun, jika dibandingkan dengan euro, poundsterling akan menghadapi dua faktor yang tidak menguntungkan di masa depan. 

Salah satunya adalah sikap Bank of England yang menunda kenaikan suku bunga, dan adanya kemungkinan perubahan kebijakan moneter yang bisa terjadi. Faktor kedua adalah pemerintah Inggris yang mengalami defisit kembar yang belum bisa teratasi. Oleh karenanya, kami memprediksi nilai tukar GBP/USD akan lebih lemah dibanding EUR/USD pada tahun 2023.

USD/JPY (Prediksi Nilai Tukar Dolar AS/Yen)

Pada perdagangan forex, USD/JPY adalah salah satu pasangan mata uang yang paling likuid. Pada tahun 2022, yen terus mengalami depresiasi karena adanya pengaruh perbedaan kebijakan moneter. Namun hal ini membuat nilai tukar USD/JPY terus menguat. Walaupun sempat mengalami tren penurunan yang singkat, tren kenaikan kembali terjadi pada Januari 2023. 

Kami lebih optimis tentang tren mata uang yen di masa depan. Salah satunya adalah karena meningkatnya inflasi di Jepang, dimana gubernur bank sentral yang baru nantinya diyakini bisa membuat kebijakan moneter yang tepat untuk menekan angka inflasi di Jepang. Kemudian, alasan kedua adalah selama resesi Amerika Serikat, yen cenderung naik dan mengungguli dolar AS.

AUD/USD (Prediksi Tren Nilai Tukar Dolar Australia/Dolar AS)

Pada tahun 2022, Reserve Bank of Australia menerapkan kebijakan moneter hawkish dan telah menaikkan suku bunga dengan total 300 basis poin, walaupun nilai tukar AUD/USD masih dalam tren penurunan, namun trennya sedikit lebih kuat daripada mata uang lainnya. 

Saat ini, angka inflasi di Australia sedang meningkat. Kami memperkirakan Reserve Bank of Australia akan tetap menerapkan kebijakan moneter ketat di masa mendatang. Tanpa mengesampingkan faktor lainnya seperti pemulihan ekonomi Tiongkok yang menyumbang 40% dari ekspor Australia. Di tahun 2023, dolar Australia diprediksi akan menguat moderat.

(sumber gambar: Mitrade)

Apakah Saat Ini Adalah Waktu yang Tepat Untuk Membeli Dolar AS?

Pertanyaan yang paling membuat banyak investor khawatir adalah apakah mereka bisa membeli dolar AS sekarang. Untuk menjawab kekhawatiran investor tersebut, pertama-tama kita harus mengetahui terlebih dahulu apa tujuan membeli dolar AS.

Hedging: dolar AS adalah mata uang yang sangat likuid dan dijadikan sebagai mata uang cadangan terbesar, sehingga dolar AS selalu dianggap sebagai salah satu mata uang safe-haven terbaik. Di tengah ketidakpastian ekonomi, orang cenderung membeli dolar (seperti obligasi Treasury AS), yang secara tidak langsung mendorong dolar naik.

Sementara itu, dolar AS dan sebagian besar mata uang lain bergerak ke tren yang berlawanan arah. Ketika mata uang domestik mengalami depresiasi, membeli dolar AS bisa Anda jadikan sebagai strategi lindung nilai.

Transaksi investasi: Dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga Federal Reserve, dolar AS telah menjadi target investasi terbaik dalam dua tahun terakhir. Anda bisa membeli dolar AS/indeks/fund dengan keuntungan mendapatkan kenaikan dari dolar AS. Jika Anda memiliki prediksi dolar AS akan mengalami pelemahan di masa mendatang, Anda juga masih bisa mendapatkan untung dengan shorting.

Bepergian dan menempuh pendidikan di luar negeri: Bagi orang awam pada umumnya, penggunaan dolar AS biasanya digunakan saat bepergian atau saat sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Untuk mencegah kerugian yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar dolar AS, sangat penting bagi Anda memilih waktu yang tepat saat ingin membeli dan menjual dolar AS.

Mengingat Federal Reserve diprediksi akan semakin memperketat kebijakan moneter di negaranya, hal ini tentu bisa mendorong naiknya dolar AS, sehingga memungkinkan bagi investor untuk membeli dolar AS dalam jangka pendek. Namun jika membeli dolar AS untuk tujuan jangka panjang, ada peningkatan risiko dolar AS mengalami depresiasi karena ekonomi Amerika Serikat sebentar lagi berpotensi memasuki resesi ekonomi.

Oleh sebabnya, investasi dalam jumlah besar untuk tujuan jangka panjang tidak disarankan. Namun jika hanya untuk transaksi jangka pendek, Anda dapat mempertimbangkan untuk melakukan perdagangan dengan margin trading.

Bagaimana Cara Menangkap Peluang Trading Saat Fluktuasi Dolar AS?

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tren jangka panjang dolar AS, dan relatif sulit untuk dapat diprediksi trennya di masa depan. Tetapi, jika Anda bisa memprediksi tren jangka pendek dolar AS (dalam timeframe 1 hari, 1 jam, 15 menit, dll), Anda masih memiliki peluang untuk mendapatkan cuan dari perdagangan dolar AS di pasar forex.

Bagi Anda yang ingin menangkap peluang trading jangka pendek saat fluktuasi dolar AS yang terjadi sewaktu-waktu, Anda bisa menggunakan metode trading CFD yang memberikan profit pada saat pasar bullish maupun bearish, karena Anda bisa membuka posisi short sell maupun buy long.

Jika dibandingkan dengan bank exchange dan forex future, kami telah membuat rincian perbandingan pada tabel di bawah ini:

KategoriForex CFDForex FutureBank Counter
Jam TransaksiLebih lama (menurut dealer)TetapTetap
LeverageBesar (5-100x)Sedang (10-20x)Tidak ada
Margin TradingYaYaTidak
Jumlah Minimum TransaksiLebih fleksibelUkuran besar dan tetapLebih kecil
SpreadKecilTerkecilTidak ada
Biaya TransaksiTidak ada (termasuk dalam spread)AdaAda
Pajak TransaksiTidak adaAdaTidak ada
Beban BungaAda, sangat rendahTidak adaTidak ada
Tanggal kadaluarsaTidak adaAdaTidak ada
Memegang Benda FisikTidak adaAdaAda
(sumber gambar: Mitrade)

Keuntungan metode trading CFD valas adalah margin trading yang kecil (mulai dari $100), dan memiliki fasilitas leverage (mulai dari 1-200x), dan perdagangan bisa ditutup kapan saja. CFD valas lebih cocok untuk investor ritel yang sering melakukan trading. 

Bagi trader forex pemula, Anda disarankan untuk memulai trading dengan nominal kecil dengan pasangan mata uang utama, seperti AUD/USD, USD/JPY, EUR/USD, dll.

Mitrade adalah broker valas global terkemuka yang sudah mengantongi lisensi ASIC/CIMA dan telah teregulasi dengan baik. Saat ini, ada lebih dari 20 pasangan mata uang yang bisa diperdagangkan terkait USD dan mencakup hampir semua mata uang utama. Segera daftarkan diri Anda di Mitrade untuk mendapatkan pengalaman trading kelas dunia dan layanan pelanggan yang prima dari kami, serta mendapatkan bonus tambahan sebesar $100.

Kesimpulan

Tahun ini, indeks dolar AS telah mencapai level tertinggi sejak 1996, tetapi kenaikan yang signifikan ini bisa saja semakin kecil karena Federal Reserve dapat menghentikan atau memangkas suku bunga pada awal 2024. Selain itu, Rusia dan Ukraina juga bisa mencapai kata sepakat untuk berdamai untuk meredakan dampak ekonomi akibat perang. Demikianlah artikel mengenai “Prediksi Dolar 2023” yang ditulis oleh sejumlah analis profesional.

Disclaimer: Isi artikel ini hanya pendapat pribadi penulis, dan Anda tidak disarankan untuk menggunakan artikel ini sebagai dasar mengambil keputusan investasi. Sebelum membuat keputusan investasi apa pun, Anda sebaiknya meminta nasihat terlebih dahulu dari penasihat keuangan independen untuk memastikan Anda sudah memahami apa saja risikonya. Contract for Difference (CFD) adalah produk dengan leverage yang bisa menyebabkan Anda kehilangan semua uang. Oleh karenanya, CFD tidak cocok untuk semua orang, dan Anda perlu mempertimbangkan terlebih dahulu apa saja risiko dan keuntungan CFD sebelum memutuskan investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *