Apa Itu EMA dalam Trading
INVESTASI, FOREX, INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL

Memahami Apa Itu EMA dalam Trading dan Cara Menggunakannya

EMA dalam trading adalah salah satu hal penting yang harus dipahami oleh trader. EMA atau eksponensial moving average adalah salah satu indikator penting yang sering dipakai dalam perdagangan forex atau valuta asing. Indikator EMA dianggap paling penting dan esensial bagi para trader. Lalu apa itu EMA dan bagaimana cara menggunakannya dalam trading? Berikut penjelasan lengkap mengenai indikator EMA:

Apa itu EMA dalam Trading ?

Exponential Moving Average (EMA) atau mirip dengan Simple Moving Average (SMA). Indikator ini juga bisa Anda gunakan untuk mengukur arah tren selama periode waktu tertentu. Jika SMA hanya menghitung rata-rata data harga, EMA menerapkan bobot lebih pada data yang lebih terkini. Karena perhitungannya yang unik, hasil perhitungan EMA biasanya lebih akurat daripada SMA.

Exponential Moving Average bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga terkini daripada rata-rata pergerakan sederhana rata-rata pergerakan sederhana (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan dalam periode tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut karakteristik EMA dilihat dari chart harga:

Apa itu EMA dalam Trading ?

Gambar di atas adalah contoh penggunaan indikator SMA dan EMA pada periode yang sama.  EMA bergerak lebih agresif dan responsif. Contohnya dalam peristiwa penurunan harga di atas, EMA lebih cepat turun. Lalu saat harga naik, EMA lebih cepat naik. Bisa dibilang, karakteristik EMA bergerak lebih cepat daripada SMA. Namun, secara fungsi keduanya bisa dijadikan acuan untuk sinyal jual, sinyal beli, support, dan resistance.

Namun semua rata-rata bergerak, termasuk EMA, tidak dirancang untuk mengidentifikasi perdagangan di bagian bawah dan atas yang tepat. Rata-rata bergerak dapat membantu Anda berdagang ke arah umum tren, tetapi dengan penundaan pada titik masuk dan keluar. EMA memiliki delay yang lebih pendek dibandingkan SMA dengan periode yang sama.

Cara Menghitung EMA

Menghitung EMA membutuhkan satu pengamatan lebih dari SMA. Misalkan Anda ingin menggunakan 20 hari sebagai jumlah pengamatan untuk EMA. Jika pada indikator SMA, Anda bisa melakukan perhitungan tepat pada hari ke 20. Namun pada indikator EMA, Anda baru bisa melakukan perhitungan di hari ke 21.  

Jika pada SMA, kita hanya perlu menghitung rata-rata harga dalam periode tertentu. Misalnya, kita akan mencari mencari SMA pada hari ke 20, kita hanya perlu menjumlahkan setiap harga selama 20 hari lalu membaginya dengan angka 20. Sementara itu, pada EMA kita membutuhkan penghitungan yang sedikit lebih rumit. Kita perlu mencari hasil penghitungan SMA lalu menerapkannya pada rumus. Secara rinci, berikut rumus menghitung EMA:

SMA = (A1 + A2 + A3…An) : n

EMA =  (K ( Harga saat ini – SMA) SMA

KETERANGAN:

  • SMA yang digunakan pada penghitungan tersebut adalah SMA pada hari sebelumnya.
  • A adalah haga aset pada hari tertentu.
  • n adalah jumlah hari atau periode yang dihitung.
  • K adalah konstanta atau pengali. Konstanta menerapkan bobot yang sesuai untuk harga terbaru. Dalam hal ini, konstanta biasanya menggunakan jumlah periode yang ditentukan dalam rata-rata bergerak.

Beda EMA dengan SMA 

EMA dan SMA memiliki beberapa perbedaan seperti berikut:

💹EMA lebih sensitif daripada SMAEMA lebih sensitif terhadap perubahan harga sehingga posisinya lebih dekat dengan candlestick. Namun, trader yang biasa bermain aman biasanya cenderung memilih SMA daripada EMA. Sebab, indikator yang lebih sensitif cenderung menampilkan perubahan harga yang lebih banyak sehingga memicu false break.
💹EMA Lebih responsifPergerakan EMA lebih cepat daripada SMA. Ketika harga bergerak turun, EMA bergerak turun lebih cepat daripada SMA. Begitu pula saat naik. EMA juga bergerak naik lebih cepat daripada SMA.
💹Perhitungan EMA lebih rumitPenghitungan matematis SMA hanya mengandalkan rata-rata harian. Sementara itu, penghitungan EMA menggunakan dasar dari SMA yang dikombinasikan dengan bobot atau konstanta tertentu sehingga hasil yang diberikan juga lebih akurat.

Cara Trading dengan EMA

Prinsip dasar trading dengan EMA sebenarnya sama dengan trading pada umumnya. Anda bisa bersiap melakukan open posisi buy saat pasar sedang uptrend dan melakukan open posisi sell saat pasar sedang downtrend. Secara rinci, berikut cara open posisi dengan EMA:

Entry Buy

Seperti yang disebutkan sebelumnya, untuk entry posisi buy Anda harus menunggu pasar sedang uptrend atau menunjukan adanya trend bullish. Untuk memastikan trend bullish, Anda bisa melihat pergerakan garis indikator EMA. Garis indikator EMA akan menunjukan kenaikan yang cepat saat pasar sedang uptrend. Setelah itu, Anda bisa open posisi buy tepat di bawah garis indikator EMA. Secara rinci, perhatikan gambar berikut:

Cara Trading dengan EMA

Chart harga tersebut menunjukan adanya kenaikan harga.. Hal yang harus kita lakukan adalah menunggu bahwa harga berada diatas garis indikator EMA dan garis EMA bergerak naik ke atas. Lalu pastikan ada candleyang melakukan close tepat di atas indikator EMA. Setelah itu, kita bisa melakukan entry buy tepat di bawah indikator EMA. Stop loss bisa Anda letakan dengan rasio 1: 2.

Entry Sell

Untuk entry sell, Anda harus memastikan bahwa harga bergerak turun atau downtrend. lalu pastikan garis indikator EMA bergerak di atas harga.  Setelah itu, kita bisa open posisi sell ketika ada harga close bawah indikator EMA. Secara rinci, perhatikan gambar berikut:

Cara Trading dengan EMA

Chart harga di atas menunjukan adanya downtrend atau penurunan harga. Namun sebelum entry posisi, Anda harus memastikan garis EMA bergerak turun di atas harga. Setelah itu, Anda bisa open posisi sell ketika ada harga yang close di bawah indikator EMA. Lalu tempatkan stop loss dengan rasio 1: 2.

Strategi Trading dengan EMA

Untuk mendapatkan profit maksimal, Anda bisa memanfaatkan indikator EMA dengan strategi trading seperti berikut:

  1. Gabungkan 3 indikator EMA dalam berbagai periode

Anda bisa menggabungkan tiga indikator EMA, seperti EMA 4, EMA 9, dan EMA 8 untuk menangkap sinyal yang lebih akurat. Jika ketiga EMA tersebut saling bersilangan dari atas ke bawah, hal itu menunjukan bahwa harga akan turun dan Anda bisa segera entry sell. Sebaliknya, saat tiga indikator EMA bersilangan dari bawah ke atas hal itu menunjukan bahwa harga akan naik dan Anda bisa segera melakukan entry buy.

  1. Gunakan EMA pendek dan panjang

Selain menggabungkan tiga EMA, Anda juga bisa menggabungkan satu EMA pendek dan EMA panjang, seperti EMA 13 dan EMA 26. Jika kedua garis EMA tersebut bersilangan dari atas ke bawah, hal itu menunjukan harga akan turun dan Anda bisa segera entry sell. Sebaliknya, Anda bisa netry buy saat kedua garis EMA tersebut bersilangan dari bawah ke atas.

  1. Tunggu sampai ada candle yang close tepat di indikator

Untuk entry posisi, sebaiknya Anda tunggu sampai ada candle yang melakukan close tepat di garis EMA. Jangan buru-buru entry posisi ketika arah trend sudah terdeteksi. Sebab, trend bisa saja berubah dalam waktu yang singkat.

Kombinasi Dengan Indikator Lain

Penggunaan indikator EMA juga bisa dikombinasikan dengan berbagai indikator lain seperti berikut:

1. Parabolic Sar

Ketika trading menggunakan EMA dan parabolic sar, pastikan harga bergerak naik dan indikator EMA juga bergerak naik di atas harga agar Anda bisa entry buy. Lalu pastikan juga indikator parabolic sar  membuat titik-titik kecil diatas candlestick. Pastikan titik-titik parabolic sar yang terbentuk memiliki jarak yang jauh karena hal itu menunjukan bahwa uptrend semakin kuat. Setelah itu, Anda bisa melakukan entry buy saat ada candlestick yang close atas garis EMA.

Sementara itu, entry sell bisa dilakukan saat pasar sedang downtrend. Untuk memastikan trend, Anda harus mengidentifikasi apakah garis indikator EMA bergerak di atas harga. Lalu pastikan titik parabolic sar juga berada di bawah candlestick. Jika jarak titik parabolic sar semakin besar, hal itu menunjukan bahwa trend turun semakin kuat. Lalu Anda bisa melakukan entry posisi sell saat ada candle close tepat di bawah garis EMA.

2. MACD

Secara umum, MACD adalah indikator yang bisa Anda gunakan untuk mengukur momentum pasar apakah sudah overbought atau oversold. Indikator MACD merupakan selisih antara EMA 12 dengan EMA 26. Nilai parameter tersebut adalah rekomendasi yang sering digunakan para trader. Selisih nilai bisa ditampilkan dalam garis atau area. Selain garis. Untuk menentukan sinyal buy, kita harus menunggu kalau indikator EMA menunjukan uptrend. Jadi, pastikan bahwa garis indikator bergerak naik di atas garis harga. Lalu tunggu sampai ada harga yang close diatas garis EMA dan pastikan nilai MACD positif. Lalu And abisa entry sampai ada retracement.

Sementara itu, untuk entry sell pastikan indikator EMA bergerak turun di atas garis harga. Lalu tunggu sampai ada candle yang close tepat di bawah garis EMA. Setelah itu, pastikan MACD bernilai negatif dan Anda bisa melakukan entry sell sampai ada retracement.

EMA & MACD

3. Relative Strength Index (RSI)

Anda juga bisa menggunakan indikator RSI untuk kombinasi dengan EMA. Caranya juga sangat mudah. Jika ingin entry buy, pastikan harga sedang uptrend. Lalu lihat apakah indikator bergerak naik di bawah harga. Setelah itu, pastikan indikator RSI berada di level 30. Sebab, RSI yang menunjukan level 30 menunjukan kondisi overbought. Jika ada candle close tepat di bawah garis indikator EMA dan RSI menunjukan overbought, Anda bisa segera entry buy. 

Sementara itu, entry sell bisa dilakukan saat harga sedang downtrend. Caranya cukup memastikan bahwa indikator bergerak turun di atas harga. Setelah itu, tunggu sampai ada candle yang melakukan close tepat diatas garis EMA dan tunggu sampai indikator RSI berada di atas level 70 atau menunjukan kondisi oversold.

EMA & Relative Strength Index (RSI)

Kelebihan dan Kekurangan EMA

Indikator EMA disukai para trader karena memiliki beberapa kelebihan dan Kekurangan seperti berikut:

Kelebihan EMA💚Kekurangan EMA❤️
Lebih sensitif daripada SMA:
EMA biasanya memiliki pergerakan yang lebih sensitif daripada SMA. Hal ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, hal ini dapat membantu Anda mengidentifikasi tren lebih awal daripada SMA. Di sisi lain, EMA mungkin akan mengalami lebih banyak perubahan jangka pendek daripada SMA.
Bergantung ada data historis:
Penghitungan EMA sangat bergantung pada data historis. Meski harga di pasar cenderung berulang, kondisi pasar bisa saja bergejolak. Ada banyak hal yang bisa terjadi di pasar sehingga mengandalkan data historis saja tidak cukup untuk memprediksi harga di masa depan.
Bisa jadi acuan open posisi:
Anda bisa menggunakan EMA untuk menentukan arah trend dan menggunakan hasil perhitungan arah trend tersebut sebagai acuan open posisi. Saat EMA menunjukan kenaikan, Anda bisa open posisi buy tepat di bawah indikator EMA. Sebaliknya, Anda bisa open posisi sell ketika indikator EMA menunjukan penurunan. Open posisi sell bisa dilakukan saat harga mengalami rally menuju arah indikator atau tepat di atas indikator EMA.
Hanya bekerja efektif saat pasar sedang trending:
Seperti semua indikator moving Average lainnya, EMA bekerja lebih efektif saat pasar yang sedang trending. Ketika pasar berada dalam uptrend yang kuat dan berkelanjutan, garis indikator EMA juga akan menunjukkan kenaikan. Namun saat trend sedang melemah, garis EMA cenderung datar sehingga kita kesulitan untuk memprediksi arah trend.
Menentukan area support dan resistance:
EMA juga dapat menunjukkan area support dan resistance. EMA yang naik cenderung mendukung aksi harga atau area support, sedangkan EMA yang turun cenderung memberikan resistensi terhadap aksi harga. Hal ini memperkuat strategi beli saat harga mendekati EMA naik dan jual saat harga mendekati EMA turun.
Menggunakan perhitungan matematika yang rumit:
Penggunaan EMA memerlukan penghitungan matematika yang rumit. Tidak bisa hanya mengandalkan data visual saja. Jika kita salah dalam menghitung, mata hasil analisa pun bisa keliru. Kita juga harus memastikan semua data atau angka yang kita hitung dengan rumus sudah tepat. Sebab, kesalahan kecil dalam penghitungan bisa menyebabkan kekeliruan analisa.

Rekomendasi Forex Broker Terbaik dan Terpercaya 

Bagi Anda yang ingin mencoba peruntungan di pasar modal, Anda bisa bergabung dengan broker Mitrade. Mitrade adalah broker legal yang sudah mendapatkan izin resmi dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan Cayman Islands Monetary Authority (CIMA). Mitrade telah memenangkan penghargaan bergengsi sebagai broker terbaik versi Global Banking and Finance. Tak hanya menyediakan indikator EMA untuk trading, Mitrade juga menyediakan lebih dari seratus indikator lain yang akan membantu Anda untuk melakukan analisis teknikal. Deposit di Mitrade bisa dimulai dari US$ 50 saja dan proses registrasi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Cara registrasi di Mitarde sangat mudah, berikut caranya:

  1. Akses laman resmi Mitrade WWW.Mitrade.com atau langsung gunakan aplikasi selulernya yang bisa Anda download di PlayStore atau AppStore.
  2. Lakukan registrasi dengan Apple ID, akun Facebook, Email, atau akun Google.
  3. Setelah registrasi, lakukan verifikasi dengan submit kartu ID (KTP, SIM, Paspor) dan rekening koran yang masih berlaku, minimal 6 bulan terakhir.
  4. Lakukan deposit melalui transfer virtual account atau e-wallet.
  5. Pilih instrumen trading favorit Anda dan lakukan analisis dengan bantuan indikator yang sudah disediakan sebelum melakukan open posisi.
mitrade -broker terbaik di indonesia

Setelah target profit tercapai, Anda bisa melakukan withdraw atau penarikan dana. Proses deposit dan withdraw tidak dipungut biaya sepeserpun dan prosesnya maksimal 3 hari kerja. Untuk berlatih menggunakan indikator EMA dalam trading, Anda bisa menggunakan akun demo senilai US$ 50.000 yang bisa Anda akses gratis selama dua bulan.

Kesimpulan

EMA adalah salah satu jenis indikator moving average yang bisa Anda gunakan untuk acuan open posisi. Selain acuan entry posisi, EMA juga bisa Anda gunakan untuk menentukan area support dan resistance. Namun, jangan gunakan indikator ini sebagai acuan tunggal. Sebab, EMA hanya bekerja efektif saat pasar sedang dalam trend yang kuat. Anda bisa mengkombinasikannya dengan berbagai indikator lain seperti MACD, RSI, dan parabolic sar.

Disclaimer: Artikel ini ditulis dari praktis menggunakan akun demo dan review beberapa sumber yang relevan. Tujuan penulisan hanya untuk edukasi bukan sebagai rekomendasi. Jika terdapat saran trading, hal itu hanya berlaku sebagai referensi bukan acuan utama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *