Mengenal ABCD Pattern Trading & Cara Menggunakannya
Ada banyak indikator trading yang bisa trader gunakan saat ingin mengetahui dan memprediksi tren pergerakan harga di masa depan, salah satunya Anda bisa menggunakan indikator ABCD pattern yang bisa dijadikan sebagai sinyal reversal saat trading.
Bagi Anda yang belum tahu apa itu ABCD Pattern, bagaimana bentuk polanya, dan apa saja tanda-tanda kemunculannya. Anda bisa membaca artikel ini hingga selesai untuk mendapatkan jawabannya.
Table of Contents
Sebelum Memahami Apa Itu ABCD Pattern Trading, Anda Wajib Tahu Apa Saja Pergerakan Tren di Pasar
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai apa itu indikator ABCD pattern, ada beberapa informasi yang perlu Anda ketahui terlebih dahulu terkait pergerakan tren di pasar.
Dalam dunia trading, tren pergerakan harga yang Anda lihat di chart sebenarnya dibedakan menjadi 3 yakni uptrend, downtrend, dan sideways. Ini dia penjelasan selengkapnya.
· Uptrend
Uptrend adalah suatu pola pergerakan harga di pasar yang terbentuk akibat adanya tren kenaikan harga dalam kurun waktu yang lama. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat permintaan yang cenderung lebih tinggi dibanding penawaran sehingga menyebabkan kenaikan harga di pasar.
Dalam kondisi pasar yang sedang uptrend, trader bisa membuka posisi buy.
· Downtrend
Jika uptrend mengartikan bahwa adanya tren kenaikan harga di pasar, downtrend adalah suatu pola pergerakan harga yang terbentuk di pasar akibat adanya tren penurunan harga dalam kurun waktu yang lama.
Jika tren penurunan harga terjadi di pasar, sinyal ini bisa menjadi petunjuk bagi trader untuk membuka posisi sell. Bagaimana bila Anda kehilangan momentum saat menjual aset di saat pasar sedang downtrend?
Anda bisa menerapkan strategi average down, di mana kamu bisa membeli aset tersebut secara bertahap dengan mencari level support jangka panjang untuk menerapkan strategi ini.
Strategi average down bisa mengurangi risiko kerugian trading bagi trader saat melakukan perdagangan di downtrend market.
Selain mengurangi risiko kerugian dengan menerapkan strategi average down, Anda juga bisa menerapkan strategi trading lainnya seperti menunggu harga aset tersebut kembali mengalami kenaikan atau menjadi trend bullish.
· Sideways
Pergerakan tren terakhir adalah sideways, di mana tingkat permintaan dan penawaran cenderung seimbang sehingga pola yang terbentuk di chart terlihat datar. Hal ini disebabkan karena adanya faktor bullish dan bearish yang sama-sama kuat.
Kondisi pergerakan harga di pasar ini tentu sangat membingungkan bagi trader dalam mengambil keputusan trading. Namun kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh trader untuk meraup keuntungan tipis dan menutup kerugian trading saat melakukan perdagangan di saat bear market di masa lalu. Di sideways market, trader bisa menerapkan stop loss di bawah level support dan melakukan diversifikasi aset.
Apa Itu ABCD Pattern?
ABCD pattern trading adalah analisa teknikal yang populer digunakan oleh trader sebagai petunjuk adanya sinyal reversal atau pembalikan arah jika pola ABCD sampai muncul dan terbentuk di chart.
Pola ABCD termasuk ke dalam pola paling sederhana dari Harmonic Pattern. Harmonic Pattern adalah tata cara membaca pola-pola yang terbentuk pada grafik berdasarkan hubungan rasio dan simetri Fibonacci.
Angka fibonacci sendiri dimulai dari angka 0 dan 1, dan angka selanjutnya diperoleh dengan menambahkan dua angka sebelumnya. Contoh urutan angka fibonacci seperti 0,1,2,3,5,8, dan seterusnya.
Harmonic Pattern juga bisa digunakan oleh trader untuk mengamati harga pada berbagai jenis aset, dan bisa diaplikasikan pada timeframe berapapun.
Selain pola ABCD, Harmonic Pattern juga memiliki jenis dan pola lainnya seperti Gartley, Butterfly, Crab dan Bat.
Trader bisa memantau pola pembalikan arah yang mungkin saja terjadi di pasar dengan menggunakan indikator ABCD Pattern yang merupakan pola dasar dari Harmonic Pattern.
BACA JUGA: 6 Jenis Harmonic Pattern dan Cara Trading Dengannya
Bentuk Pattern ABCD Trading
Dalam membaca pola ABCD, pola satu ini terdiri dari 3 swing price (ayunan harga) yang berbentuk garis. Ketiga garis yang terbentuk di pola ABCD punya makna yang berbeda.
Garis AB dan CD dikenal dengan sebutan “legs”, sementara BC berfungsi sebagai retracement yang menandakan adanya pembalikan arah yang sifatnya sementara di tengah-tengah tren yang lebih besar, dan ukuran garis AB dan CD relatif sama.
Berikut adalah bentuk dari ABCD Pattern Trading:
1. Bearish ABCD
Formasi bearish ABCD terdiri dari garis AB naik, garis retracement BC turun, dan garis CD naik. Jika pola bearish ABCD ini terbentuk akan ada potensi pembalikan arah menuju downtrend.
Ini bisa menjadi sinyal trading bagi trader untuk membuka posisi sell.
2. Bullish ABCD
Sementara itu, formasi bullish ABCD dapat dilihat dari pola yang terbentuk di chart yang terdiri dari garis AB turun, garis retracement BC naik, dan garis CD turun.
Formasi bullish ABCD yang terbentuk ini bisa memberitahukan kepada trader untuk membuka posisi buy. Lantaran, adanya potensi reversal menuju uptrend.
Sinyal Indikator ABCD Pattern Trading yang Valid
Untuk memastikan bahwa pola-pola ABCD yang terbentuk benar-benar memiliki potensi reversal. Anda perlu memahami dan membedakan mana sinyal indikator ABCD Pattern Trading yang valid atau tidak berdasarkan aturan Fibonacci berikut ini.
1. Classic ABCD Pattern
Seperti yang sudah dijelaskan di artikel ini, angka fibonacci sendiri dimulai dari angka 0 dan 1. Untuk mengetahui pola ABCD yang terbentuk valid atau tidak adalah panjang AC sebesar 0,618 – 0,786 dari AB dan panjang BD sama dengan 1,272 – 1,618 dari BC.
Jika Anda menggunakan pengaturan Fibonacci di chart, Anda bisa melihat adanya garis putus-putus yang terbentuk dari titik A ke C dan titik B ke D. Hal ini bisa menjadi sinyal indikator ABCD Pattern yang valid.
2. AB = CD Pattern
Pengujian berikutnya adalah panjang garis AB dan CD harus sama. Jika iya, ini adalah tanda reversal yang valid ketika kamu menggunakan indikator AB=CD Pattern.
3. ABCD Extension
Pola ABCD yang ketiga adalah ABCD Extension, di mana pola ini membentuk garis CD lebih panjang 1,272 – 1,618 dari garis AB.
Dari ketiga jenis pola ABCD yang valid di atas, trader bisa membuka posisi buy ataupun sell setelah harga menyentuh titik D tergantung dari pola ABCD yang terbentuk, apakah itu bearish ataupun bullish.
Ada 2 aturan ABCD Pattern Trading yang bisa trader jadikan acuan selain pola ABCD yang sudah dijelaskan sebelumnya di antaranya; panjang AB harus sama dengan panjang CD, waktu yang dibutuhkan untuk pergerakan harga harus sama antara panjang garis AB dan panjang CD.
Pola ABCD sebenarnya sama seperti kamu menggunakan Three-Drive Pattern, hal yang membedakan hanyalah formasi ABCD menggunakan 2 panjang garis dengan jumlah retracement sebanyak 1 kali. Sementara itu, Three-Drive Pattern menggunakan 3 panjang garis dengan jumlah retracement sebanyak 2 kali.
Cara Menggunakan Indikator Trading ABCD Pattern
Selain memahami beberapa jenis pola ABCD yang bisa terbentuk di chart, langkah pertama yang perlu kamu lakukan saat hendak menggunakan indikator tren satu ini adalah mengubah tampilan chart dengan menggunakan fitur Fibonacci. Bagaimana caranya? Ini dia cara setting Fibonacci di platform trading.
1. Cara Setting Fibonacci
· Buka platform trading
Untuk melakukan setting Fibonacci, Anda perlu masuk terlebih dahulu ke platform trading. Kemudian, Anda bisa mengubah timeframe trading menjadi H1 (1 jam). Hal ini berguna untuk memaksimalkan fungsi indikator Fibonacci yang dapat memberikan analisa yang lebih akurat jika digunakan pada timeframe H1 atau lebih tinggi.
· Tentukan Titik Pembalikan Harga Tertinggi dan Terendah
Langkah selanjutnya, Anda perlu memperhatikan pergerakan harga yang terjadi di chart. Anda bisa menemukan titik pembalikan harga tertinggi dan terendah paling akhir.
·Lakukan Setting Fibonacci
Anda bisa mengubah tampilan di chart dengan menggunakan Fibonacci dengan cara pengaturannya berikut ini.
· Pilih menu Chart/ Grafik di platform trading.
· Lalu, klik Insert.
· Selanjutnya, Anda bisa pilih Objects.
· Kemudian, trader bisa pilih Fibonacci Retracement.
2. Cara Tarik Garis Fibonacci Retracement
Setelah Anda sudah selesai melakukan setting Fibonacci Retracement. Anda bisa menggunakan fungsi indikator Fibonacci dengan menentukan titik tertinggi atau titik terendah pada sisi kiri, kemudian Anda bisa mengkliknya dan selanjutnya Anda bisa menemukan titik tertinggi atau titik terendah pada sisi kanan.
Titik terendah dan titik tertinggi tersebut dalam dunia trading disebut swing low dan swing high. Kedua istilah ini perlu Anda ketahui saat menggunakan Fibonacci Retracement.
Swing low adalah posisi di mana pergerakan harga sedang berada di momen downtrend. Hal yang perlu trader lakukan adalah menarik garis Fibonacci dari swing high ke swing low.
Hal sebaliknya juga berlaku pada swing high, posisi di mana pergerakan harga sedang berada di momen uptrend yang perlu dilakukan trader adalah menarik garis Fibonacci dari swing low ke swing high.
Ada 6 level Fibonacci Retracement yang bisa trader gunakan, mulai dari level 0,0%, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8% dan 100%. Namun berdasarkan ABCD Pattern yang sudah kita pelajari di artikel ini, level Fibonacci yang digunakan adalah 61,8% atau 0,618.
Level 61,8% adalah salah satu level Fibonacci Retracement yang paling populer digunakan oleh trader, lantaran punya tingkat akurasi yang sangat tinggi yang bisa memberikan sinyal buy atau sell yang valid kepada trader. Selain level 61,8%, ada pula level 1,618 atau 161,8% yang merupakan Golden Ratio.
Fungsi Fibonacci Retracement hanya berlaku untuk pola ABCD seperti Classic ABCD dan AB=CD Pattern. Sedangkan untuk pola ABCD Extension, Anda bisa menggunakan Fibonacci berjenis Expansion/Extension di platform trading.
Apakah ABCD Pattern Aman untuk Trading?
Walaupun populer digunakan oleh banyak trader di luar sana, pola ABCD punya kekurangan dan kelebihan saat diterapkan pada strategi trading Anda. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh trader saat menggunakan ABCD Pattern untuk mendeteksi sinyal reversal.
Kelebihan ABCD Pattern Trading
1. Bisa Dijadikan Sinyal Trading yang Valid
Walaupun pola ABCD yang terbentuk tidak selalu valid untuk dijadikan acuan trader. Namun hal yang pasti ABCD Pattern sudah terbukti ampuh dan bisa diandalkan sebagai sinyal trading yang valid bagi trader.
Namun dengan catatan trader perlu mempelajari dan memahami beberapa jenis pola ABCD yang bisa terbentuk di chart dan juga jangan lupa untuk melakukan pengujian kembali dengan fungsi indikator Fibonacci Retracement dan Expansion/Extension sebelum mengambil keputusan trading.
2. Dapat Digunakan untuk Mengurangi Risiko Kerugian
Dengan mengetahui sinyal reversal yang terbentuk dari pola ABCD, Anda bisa bergerak lebih cepat untuk mengambil keputusan ketika harga di pasar menuju downtrend.
Salah satunya Anda bisa menjual aset yang dimiliki di posisi yang tepat berdasarkan sinyal reversal yang diberikan oleh indikator Fibonacci dengan memperhatikan pola bearish ABCD yang terbentuk.
Jika Anda sudah melihat bahwa ada tanda-tanda bearish ABCD terbentuk. Anda bisa mengatur stop loss di bawah atau di atas titik D. Perlu Anda ketahui, analisa teknikal ABCD Pattern lebih akurat jika Anda gunakan pada timeframe H1 atau lebih.
Kekurangan ABCD Pattern Trading
1. Tidak 100% Akurat
Walaupun dapat membantu trader untuk mendeteksi adanya potensi pembalikan arah menuju uptrend ataupun downtrend. Namun tetap saja tidak ada satu pun analisa teknikal dalam dunia trading saat ini yang dapat memberikan hasil 100% akurat.
Tak terkecuali, pola ABCD yang kita sudah pelajari di artikel ini. Walaupun pergerakan harga sudah menyentuh titik D sekalipun masih ada kemungkinan pembalikan arah tren tidak terjadi.
2. Tidak Cocok untuk Sideways Market
ABCD Pattern lebih akurat jika Anda gunakan di tengah kondisi uptrend ataupun downtrend di pasar. Sehingga, sulit bagi Anda yang menggunakan pola ABCD untuk mendeteksi sinyal reversal atau pembalikan arah di saat faktor bearish dan bullish sama-sama kuat.
Pola ABCD lebih cocok digunakan untuk kondisi yang sedang tren, apakah itu downtrend ataupun uptrend. Selain itu, kekurangan analisa teknikal dengan ABCD Pattern juga tidak cocok atau tidak akurat jika Anda gunakan pada timeframe di bawah H1 (1 jam).
Kisah Penemu Pola ABCD, Harold McKinley Gartley
Pola ABCD adalah pola dasar dari Harmonic Pattern yang diciptakan oleh Harold McKinley Gartley. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai trader yang sukses dan cerdas.
Salah karya terhebatnya adalah menciptakan Harmonic Pattern pada 1935, di mana Harmonic Pattern kala itu dikenal sebagai metode yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga pasar di masa mendatang.
Seiring berjalannya waktu, Harmonic Pattern terus berkembang dan terus berinovasi lewat kecerdasan yang dimiliki oleh para anak didik Harold McKinley Gartley. Sehingga saat ini kita mengenal adanya pola Gartley, kupu-kupu, kelelawar, kepiting, dan hiu.
Bahkan, rasio Fibonacci adalah salah satu karya dari anak didik seorang Harold MckinLey Gartley, yaitu Larry Pesavento.
Jika saat ini Anda bisa dengan mudah mempelajari Harmonic Pattern dari berbagai publikasi artikel yang ada di internet. Sebelum zaman berkembang seperti saat ini, kala itu trader yang ingin memperdalam ilmu Harmonic Pattern hanya bisa membaca publikasi dari teknik trading satu ini lewat buku yang ditulis oleh pencipta itu sendiri yang berjudul Profits in the Stocks.
Di buku ini, trader bisa mendapatkan banyak ilmu dan wawasan mengenai teknik pola Gartley secara lengkap dan detail.
Kesimpulan
Pola ABCD adalah pola dasar dari terbentuknya pola-pola lainnya pada Harmonic Pattern. Walaupun ABCD Pattern bisa berfungsi sebagai sinyal trading yang valid bagi trader, namun perlu diingat pola ABCD hanya sekedar alat bantu yang diciptakan untuk membantu trader untuk menentukan kapan waktu paling tepat untuk membuka posisi entry ataupun exit.
Cara kerja ABCD Pattern terbentuk ketika ada tren yang sedang terjadi di pasar, di mana hal ini akan membentuk suatu pola zigzag di grafik harga. Trader bisa menganalisa dan menggunakan pola ABCD yang terbentuk tersebut dengan indikator Fibonacci untuk menemukan titik masuk dan keluar di pasar, apakah itu di saat bearish ataupun bullish.
Dengan melakukan pengujian melalui analisa teknikal dan analisa fundamental, serta mengikuti aturan trading ABCD Pattern yang sudah dijelaskan di artikel ini. Kesalahan pola ABCD yang terbentuk dapat diidentifikasi sehingga trader dapat terhindar dari kerugian trading.
Cara terbaik bagi Anda yang ingin menguji keampuhan strategi trading ABCD Pattern ini efektif atau tidak, Anda bisa mencobanya dengan menggunakan akun demo terlebih dahulu di platform trading Mitrade sebelum benar-benar menggunakan uang real yang kamu miliki untuk trading.
Disclaimer: Apa pun jenis instrumen investasi yang Anda pilih tidak ada satu pun bebas risiko. Oleh karenanya, penting bagi setiap trader untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko. Artikel mengenai ABCD Pattern ini ditulis dari review beberapa sumber yang relevan. Tujuan penulisan ini hanyalah sebagai bahan edukasi bukan acuan utama dalam trading.