Apa Itu Hard Currency
Trader FAQ, INVESTASI

Apa Itu Hard Currency dan Soft Currency? Apa Perbedaan Keduanya?

Hard currency adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mata uang dari negara industri kuat dan diterima secara luas di seluruh dunia sebagai bentuk pembayaran yang sah untuk barang dan jasa. Mata uang jenis ini paling sering dijadikan sebagai alat transaksi karena nilainya kuat dan relatif stabil.

Untuk Anda yang terjun dalam dunia trading forex, pasti sudah tidak asing dengan istilah hard currency dan soft currency. Trading forex sendiri merupakan transaksi jual beli mata uang asing dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga saat membeli dan harga saat menjual. Dalam hal ini dibutuhkan analisa yang matang untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk melakukan transaksi sehingga bisa mendatangkan keuntungan.

Dalam melakukan transaksi internasional, tidak semua mata uang asing bisa digunakan untuk pembayaran. Maka dari itu, Anda perlu menukarkan terlebih dahulu dengan mata uang yang berlaku secara internasional. Dalam hal ini, ada dua jenis mata uang asing yang bisa Anda gunakan yaitu hard currency dan soft currency.

Lalu apa itu hard currency dan soft currency dan apa perbedaan keduanya? Untuk penjelasan lengkapnya, simak ulasan di bawah ini :

Apa Itu Hard Currency

Hard Currency merupakan mata uang asing yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung di dalam transaksi ekonomi dan perdagangan internasiona;. Mata uang ini biasanya memiliki nilai yang kuat dan cukup stabil. Tidak hanya itu, mata uang hard currency juga sering mengalami apresiasi atau kenaikan nilai jika dibandingkan dengan mata lainnya. 

Secara umum, mata uang hard currency biasanya berasal dari negara-negara industri maju seperti Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, Poundsterling Inggris, Euro Eropa dan lain sebagainya. 

Mata uang bisa dikatakan sebagai hard currency jika memenuhi kriteria berikut:

  • Hard currency mengacu pada mata uang dikeluarkan oleh negara yang stabil baik dari segi ekonomi maupun politik
  • Mata uang hard currency diterima secara luas di seluruh dunia sebagai alat pembayaran yang sah untuk barang dan jasa bahkan lebih diminati dibandingkan dengan mata uang domestic negara tersebut
  • Dibandingkan dengan mata uang lainnya, hard currency kerap mengalami kenaikan yang disebut apresiasi 
  • Contoh mata uang hard currency antara lain seperti Poundsterling Inggris, Dollar AS, Yen Jepang, Franch Perancis dan Deutch Mark Jerman
  • Jenis mata uang hard currency yang paling sering diperdagangkan adalah USD, Euro, Yen, Poundsterling, Franch, CAD dan AUD
  • Dollar AS menjadi mata uang hard currency yang paling menonjol karena menjadi cadangan devisa dunia sehingga tidak heran jika banyak transaksi internasional dilakukan dalam dollar AS.
  • Lebih dipercaya oleh kalangan investor maupun profesional karena cenderung stabil dan tidak rentan terhadap apresiasi maupun depresiasi

Contoh Kasus Hard Currency

Salah satu contoh kasus hard currency adalah jatuhnya harga energi pada tahun 2014 yang mengguncang pasar Australia dan Kanada bahkan jauh lebih hancur lagi rubel Rusia. Padahal dalam kelompok hard currency, dollar Kanada dan dollar Australia dianggap cukup peka terhadap harga komoditas. Akan tetapi keduanya ternyata lebih tahan terhadap penurunan nilai dibandingkan negara lain yang jauh lebih tergantung pada komoditas. 

Apa Itu Hard Currency dan Soft Currency? Apa Perbedaan Keduanya?

Apa itu Soft Currency

Soft Currency adalah mata uang asing yang nilainya dianggap lemah sehingga tidak kerap dipakai sebagai alat pembayaran dalam transaksi internasional. Hal ini dikarenakan nilainya yang cenderung tidak stabil dan kerap mengalami penurunan atau kenaikan mata uang bila dibandingkan mata uang lain. 

Mata uang soft currency biasanya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang seperti Rupiah Indonesia, Peso Argentina, Bath Thailand dan lain sebagainya. Karena ketidakstabilan nilai dari mata uang ini, banyak investor yang cenderung menghindari soft currency.

Secara umum soft currency memiliki kriteria seperti di bawah ini:

  • Soft currency merupakan mata uang dengan nilai yang tidak stabil sehingga jarang digunakan sebagai alat transaksi dalam pembayaran internasional. Kondisi ini biasanya disebabkan karena ketidakpastian politik dan ekonomi suatu negara
  • Soft currency banyak dihindari oleh pedagang valuta asing karena nilainya yang tidak stabil dan cenderung sering menurun
  • Mata uang negara berkembang rata-rata masuk dalam kategori soft currency karena pemerintah menetapkan nilai tukar tinggi yang tidak realistic kemudian mematok mata uang tersebut ke mata uang seperti dolar AS
  • Memiliki likuiditas yang lemah karena pergerakan nilainya tidak stabil
  • Soft currency tidak mungkin menjadi cadangan devisa oleh bank sentral seperti dollar AS, Yen, dan Euro

Contoh Kasus Soft Currency

Salah satu contoh kasus soft currency yang paling terkenal di dunia adalah dollar Zimbabwe  dan bolivar Venezuela. Akibat ketidakstabilan politik di kedua negara ini dan juga adanya hiperinflasi membuat devaluasi tajam pada mata uang tersebut serta percetakan uang kertas berdenominasi tinggi.

Contoh lainnya dari kasus soft currency adalah peso Argentina yang kehilangan 34,6 persen dari nilainya terhadap dolar AS pada tahun 2015. Kondisi ini membuat nilai peso Argentina langsung jatuh sehingga tidak ada investor asing yang tertarik untuk membelinya.

Contoh Kasus Soft Currency

Perbedaan Hard Currency dan Soft Currency

Dari penjelasan diatas, diambil kesimpulan bahwa hard currency dan soft currency merupakan dua jenis mata uang yang memiliki karakteristik sangat bertolak belakang. Hard currency menjadi primadona sebagai alat transaksi internasional karena nilainya yang relatif stabil sedangkan soft currency jarang diminati sebagai alat transaksi internasional dan investasi karena nilainya sangat lemah dan cenderung sering mengalami penurunan. 

Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan hard currency dan soft currency, simak kelebihan dan kekurangan kedua currency tersebut seperti di bawah ini:

Kelebihan dan Kekurangan Hard Currency

Mata uang hard currency secara umum memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Hal ini membuat mereka sering digunakan untuk mendenominasi komoditas sekaligus berfungsi sebagai patokan untuk pasar valuta asing. Di sisi lain, jika terjadi ketidakstabilan dalam mata uang tersebut, maka akan terjadi guncangan di pasar keuangan, tidak hanya di negara-negara yang mengeluarkannya, akan tetapi juga berimbas pada seluruh dunia.

Dengan kekuatan yang dimilikinya, mata uang hard currency menjadi lebih berharga daripada mata uang lainnya. Hal ini yang membuat mata uang hard currency memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan mata uang lainnya. 

Secara teoritis, lemahnya nilai tukar pastinya akan merugikan bagi importer. Hal ini karena importir harus membayar lebih mahal untuk mendapatkan barang impor khususnya untuk bahan baku dan barang modal. Tekanan biaya yang lebih berat akan membuat mata uang soft currency seperti rupiah akan mengalami depresiasi sehingga membuat biaya produksi menjadi melonjak.

Jika terjadi hal demikian, maka akan mendorong inflasi domestic naik  sejalan dengan langkah produsen untuk menaikkan harga jual sebagai kompensasi terhadap kenaikan biaya produksi. Dalam kasus ini, beberapa perusahaan mungkin akan lebih memilih untuk mengurangi impor daripada harus menaikkan harga.

Kelebihan dan Kekurangan Soft Currency

Soft currency merupakan jenis mata uang yang jarang digunakan sebagai alat transaksi dalam pembayaran internasional. Hal ini karena soft currency memiliki nilai yang tidak stabil dan cenderung sering mengalami penurunan sehingga jarang investor yang tertarik untuk menggunakan mata uang lemah tersebut.

Ketidakstabilan nilai dari mata uang soft currency ini sebenarnya disebabkan ketidakpastian politik dan ekonomi di negara tersebut. Kondisi ini semakin diperparah dengan pemerintah yang menetapkan nilai tukar tinggi yang tidak realistic kemudian mematok mata uang negara tersebut ke mata uang yang lebih kuat seperti dolar AS.

Meskipun soft currency memiliki lebih banyak kekurangan jika dibandingkan dengan hard currency, akan tetapi mata uang yang dianggap lemah ini tetap bisa memberikan efek positif kepada negara. Salah satu contohnya seperti ketika terjadi depresiasi yang menyebabkan inflasi domestic, soft currency justru akan diuntungkan khususnya dalam sisi ekspor. Hal ini karena barang menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri sehingga membuat ekspor meningkat. Dengan impor yang lebih rendah, neraca perdagangan akan lebih positif. 

Hard currency adalah

BACA JUGA: Apa Itu Bullish Divergence dan Bearish Divergence? Inilah Penjelasan Lengkap!

Keuntungan Investasi Valas Hard Currency

Investasi valas atau valuta asing saat ini sedang populer khususnya di kalangan generasi milenial. Hal ini karena investasi valas termasuk mudah namun menawarkan hasil yang cukup menguntungkan. Dibandingkan dengan berinvestasi jenis lainnya, investasi valas menawarkan berbagai keuntungan, di antaranya seperti di bawah ini :

  1. Likuiditas Tinggi

Valas atau valuta asing dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang memiliki likuiditas cukup tinggi. Likuiditas yang tinggi ini membuat anda lebih mudah saat ingin membeli maupun menjual valas sesuai dengan kebutuhan tanpa terikat waktu. Selain itu, konversi dapat dilakukan dengan lebih cepat sehingga nilainya stabil dibandingkan instrumen lainnya. 

  1. Sulit Terdampak Devaluasi

Keuntungan lainnya yang bisa anda dapatkan jika berinvestasi valas hard currency adalah akan sulit terdampak devaluasi atau penurunan nilai mata uang. Keuntungan ini akan semakin kuat jika anda memilih jenis valas yang memiliki nilai relatif stabil seperti dollar AS, Yen, dan Poundsterling. Hal ini karena perekonomian negara tersebut cukup stabil sehingga kecil kemungkinan menurunkan nilai mata uangnya di mata internasional. Dengan begitu, investasi valas bisa memberikan keuntungan yang cukup tinggi.

  1. Perubahan Kurs Tahunan Cenderung Menguat

Secara umum, hampir setiap tahun kurs mata uang asing cenderung terus menguat. Hal ini pastinya sangat menguntungkan bagi investor karena saat soft currency melemah, anda berkesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

Bagaimana Cara Trading atau Investasi Valas?

Tidak bisa dipungkiri jika saat ini investasi valas atau trading forex semakin marak dan populer. Hal ini karena investasi valas menawarkan cara yang mudah namun keuntungan yang bisa didapatkan sangat menggiurkan. Meskipun begitu, investasi valas tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Agar investasi valas atau trading forex bisa menguntungkan, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan. Berikut diantaranya:

  1. Pilih Valas yang Memiliki Nilai Kuat

Agar investasi valas lebih aman dan bisa mendatangkan keuntungan, wajib bagi investor untuk memilih jenis mata uang asing yang memiliki nilai kuat atau hard currency. Ada beberapa jenis mata uang yang menjadi favorit dalam investasi valas, di antaranya seperti dolar AS, dollar Australia, Euro, Poundsterling dan Yen.

  1. Pahami Kurs dan Biaya-biaya

Sebelum memulai investasi valas, sangat penting untuk memahami berbagai hal yang berkaitan dengan investasi tersebut. Di antaranya seperti kurs dan biaya-biaya yang harus anda keluarkan pada saat investasi. Hal ini karena masih banyak trader yang kebingungan untuk membedakan kurs harga jual dan beli. 

  1. Investasi di Lembaga Terpercaya

Saat ini telah banyak lembaga atau perusahaan yang menawarkan investasi valas dengan cara dan syarat yang mudah. Tidak hanya itu, investasi valas saat ini juga bisa dilakukan secara online sehingga sangat menguntungkan bagi pemula. Meskipun demikian, pastikan pilih berinvestasi di lembaga yang terpercaya dan resmi demi menjaga keamanan. 

  1. Selalu Update Informasi tentang Valas

Valas atau mata uang asing memiliki fluktuasi yang sangat cepat.Itu artinya harga valas bisa berubah dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini karena harga mata uang asing sangat dipengaruhi oleh sentiment dan perekonomian global maupun dalam negeri. Maka dari itu, penting menjadi perhatian bagi investor untuk memantau perkembangan valas setiap saat. 

Dengan memantau update harga valas, anda akan memiliki waktu yang tepat untuk melakukan pembelian atau justru menjualnya. Jika nilai valas meningkat, maka anda bis mendapatkan keuntungan besar jika memilih untuk menjual valas tersebut.

  1. Siapkan Dana Investasi

Bagi anda yang memutuskan untuk terjun dalam investasi valas, maka pastikan siapkan dana investasi dengan benar. Dalam hal ini, usahakan menggunakan uang dingin untuk membeli valas dan hindari menggunakan uang tabungan atau uang untuk kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut nantinya akan berkaitan dengan manajemen resiko dan menghindari kerugian akibat anda tidak sabar untuk menjual valas.

Investasi valas termasuk salah satu jenis investasi yang bisa mendatangkan keuntungan besar jika dilakukan dengan benar. Contohnya saja saat anda membeli valas ketika kurs rendah kemudian menjualnya ketika kurs tengah tinggi. Akan tetapi, investasi valas juga membutuhkan perhitungan dan analisa yang matang untuk menentukan strategi terbaik kapan waktunya membeli dan kapan waktunya menjual demi bisa mendapatkan keuntungan.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai hard currency dalam investasi valas, diantaranya:

  • Hard currency berperan sebagai penyimpan nilai/kekayaan likuid dan instrumen investasi yang aman saat mata uang domestic (soft currency) dalam kondisi tidak stabil.
  • Hard currency merupakan mata uang yang berasal dari negara dengan ekonomi dan politik yang stabil seperti dollar AS.
  • Soft currency merupakan kebalikan dari hard currency atau mata uang yang memiliki nilai tidak stabil sehingga jarang digunakan untuk alat transaksi internasional

Cara berlatih trading currency di broker asia terbaik-mitrade

Setelah mengetahui seluk beluk trading currency diatas, apakah anda tertarik untuk mencobanya? Jika iya, anda bisa menjajal untuk berlatih trading currency di Mitrade. Mitrade merupakan broker terpercaya yang telah memiliki lisensi dari ASIC dan CIMA sehingga keamanannya terjamin.

Mitrade menyediakan akun demo senilai $50.000 untuk latihan, sehingga Anda tidak perlu membayar apapun. Berikut cara berlatih trading currency melalui Mitrade yang perlu Anda tahu.

  1. Unduh aplikasi Mitrade terlebih dahulu
  2. Lakukan registrasi dan buat akun
  3. Isi data diri dengan valid
  4. Lakukan verifikasi data
  5. Pilih akun demo dan mulailah berlatih trading
Cara berlatih trading currency di broker asia terbaik-mitrade

Kesimpulan

Itulah ulasan menarik dan penting seputar valas atau mata uang asing yang perlu anda pahami. Bagi anda yang ingin terjun dalam dunia trading forex, memahami soft currency dan hard currency adalah hal penting yang harus dilakukan. Dengan memahami kedua jenis currency ini, anda akan lebih mudah untuk menentukan instrumen investasi valas sehingga kesempatan untuk mendapatkan keuntungan juga akan semakin besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *